Truk Gandengan Kalau Jatuh Satu Jatuh Kedua-duanya
Dalam menjalani kehidupan berumah tangga,adalah menjadi impian semua orang ,agar sebagai suami istri, selalu hidup bergandengan yakni saling mendampingi dalam suka maupun dalam dukua.Â
Tetapi sayang sekali ,impian ini mulai menjadi kabur setelah menginjak usia pernikahan dari tahun ketahun. Pasangan suami istri yang awalnya, selalu berjalan bergandengan tangan ,secara berdampingan,mulai berubah yakni berjalan seperti truk gandengan. Yang satu berjalan di depan dan yang lain mengikuti dari belakang,
Membayangkan ,kendaraan yang bernama  truk gandengan melaju di jalan raya, suatu waktu bila truk didepan masuk jurang maka truk yang digandeng di belakangnya,juga ikut masuk jurang.Â
Pokoknya, ke mana saja arah truk dikemudikan ,maka gandengannya  juga tanpa bisa ditahan ikut dengan sendirinya kemana truk yang mengandeng nya pergi.Â
Hal Yang Perlu Dhindari Dalam Kehidupan Berumah Tangga
Gambaran tentang truk gandengan ,kalau boleh kita hubungkan dengan kondisi kehidupan berumah tangga,tentu saja sangat perlu kita hindari.Yakni istri bukan :"ikut suami" sebagai kendaraan gandengan,melainkan menjadi pendamping yang setia.
Karena berjalan bergandengan tangan ,berarti berjalan secara sejajar. Hal ini sangat berbeda dengan"truk gandengan" yang satu berada di depan,yang satu lagi hanya  ikut ,tanpa dapat berbuat apapun.
Karena itu ,alangkah eloknya,bila isteri jangan ikut suami ,tetapi berjalanlah bersebelahan dengan suami. Kalau masih boleh diibaratkan,dalam menjalani kehidupan berumah tangga, maka suami dan istri hendaknya seperti rel kereta api yang sejajar dan  tidak pernah satu rel melintang rel yang lain, karena bila hal ini terjadi maka  gerbong rumah tangga berserta isinya akan jatuh semua. Bila suami isteri tidak kompak maka rumah tangga akan berantakan seperti gerbong yang terbalik dan menciderai semua yang ada di dalamnya
Maka bila menjalani hidup berkeluarga seperti truk gandengan, kita tidak bisa memberi  masukkan pada suami apa apa yang baik dilakukan ,karena kita hanya menjadi pengiring  dan  mengikuti apa yang dikatakan suami tanpa  dapat berbuat apapun
Hanya Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mengingatkan Kita