Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesenjangan Pendidikan dalam Keluarga

5 Februari 2020   03:57 Diperbarui: 5 Februari 2020   04:15 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Sadar, Sudah Terlambat untuk Memperbaikinya

Anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya, sedangkan anak lelaki dekat dengan ibunya, bukanlah hal yang luar biasa. Walaupun belum ada penelitian mengapa bisa terjadi seperti itu, tapi sejauh ini, secara wajar dapat diterima oleh semua orang. 

Mungkin karena terjadi pada hampir dalam setiap keluarga yang mempunyai anak perempuan dan laki laki. Tapi, adakalanya, ada anak laki-laki manja pada ayahnya dan anak perempuan manja dengan ibunya. Tapi sayangnya, semakin lama hal ini semakin larut dan menciptakan kesenjangan dalam cara mendidik anak anak.

"Yang Pintar Anak Mama, Yang Nakal Anak Papa"

Begitulah yang sering kali kita dengarkan, terjadinya pertengkaran kecil dalam sebuah rumah tangga bila salah seorang anaknya nakal atau rapornya jelek. 

"Tuh, anak mama terlalu dimanja. Tengok angka rapornya banyak yang merah." Kata sang suami kepada istrinya. 

Di lain waktu, giliran isteri mengomelin suaminya, "Anak papa tadi berkelahi lagi dengan anak tetangga. Makanya jangan terlalu dimanja, Pa." Kata istri mengomelin  anak dan suami sekaligus. Orang tua tidak sadar bahwa anak anak akan menyimpan dalam memori mereka apa saja yang mereka rasakan sejak masih kecil dan hal ini tidak akan terlupakan hingga mereka dewasa dan menua.

Ada juga ibu yang terlalu memanjakan anak anak mereka sehingga apa yang dilarang suaminya secara diam diam akan diberikan kepada anak-anak mereka. Sehingga, lama-kelamaan, secara tanpa sadar telah menanamkan dalam jiwa anak anak mereka bahwa kalau Papa mereka tidak ada adalah jauh lebih baik ketimbang Papa mereka ada. Karena dalam pikiran anak-anak, Ibunya adalah malaikat penolong sedangkan Papa mereka adalah diktator yang pemarah.

Di kampung kami ada pepatah yang mengatakan, "Setinggi tinggi pohon Kelapa, tidak setinggi pohon Kelawi Mati, bapak tidak mengapa, mati ibu binasa diri."

Kenapa demikian? Karena kesenjangan dalam mendidik dari kedua orang tuanya sehingga anak-anak tidak merasa berkepentingan dengan sang ayah, hanya ibunya saja.

Sama Sekali Tidak Sedih Ayah Mereka Meninggal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun