Tapi Bram membiarkan isterinya tergolek di rumah, karena berpikir bahwa isterinya hanya mau minta perhatian saja. Ternyata kini "golden periode " sudah terlewatkan, maka tidak ada lagi harapan untuk bisa sembuh.Â
Ketika kami dapat kabar, maka kami segera membezuk ke rumah sakit, tapi Evi hanya bisa menangis dan tidak mampu berbicara satu patah katapun. Suaminya tampak murung dan menyesal. Tapi seperti yang sering terjadi, penyesalan selalu datangnya terlambat.
Menjadi Pelajaran Bagi Kita Semua
Evi sampai kini tidak bisa bicara, dia mengerti semua tapi tidak bisa diutarakan sehingga dia menangis saja. Kalau kami telpon dia menangis. Hanya itu yang bisa dia lakukan.
Tentu saja kami ikut bersedih hati, namun kami tidak dapat berbuat apa apa, selain dari menghiburnya. Kami sempat mengunjunginya beberapa kali. Suaminya tampak sangat menyesal. Karena saking asyiknya menonton acara pertandingan Sepak Bola, sama sekali tidak terpikirkan olehnya untuk membawa istrinya yang terjatuh, untuk diperiksa ke dokter.
Menurut Dokter yang merawat, kemungkinan Evi bangun dan terburu-buru mau ke toilet, sehingga terjatuh dan kepalanya terbentur. Seharusnya kalau bangun dari tidur dan ingin pipis, sebaiknya kita ingat 3x 1/2 menit.
Pertama tama kita luruskan kaki kiri dan kaki kanan supaya tidak kejang selama 1/2 menit Kemudian duduk untuk mengatur peredaran darah kita ke otak sudah lancar kira kira 1/2 menit dan kita berdiri menyesuaikan keadaan diri kita dengan situasi kira kira 1/2 menit lagi baru kita ke kamar mandi.
Hal ini adalah untuk mencegah, jangan sampai saking terburu-buru, yang dapat mengakibatkan terjadi hal yang fatal, yakni jatuh dan stroke.
Sejak saat itu, kami selalu berusaha untuk melakukan sesuai saran dari dokter yang merawat teman kami Aminah. Untuk mencegah agar jangan sampai terjadi hal hal yang tidak diingini. Apalah artinya bersabar satu dua menit, daripada harus menderita lahir batin sepanjang hayat.
30 Januari 2020.
Salam saya.