Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kita Sedang Hadapi Masalah Ada yang Minta Bantuan

11 November 2019   04:03 Diperbarui: 11 November 2019   04:28 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: hpinterest.com/melconianj

Apa Yang Harus Dilakukan?

Hampir setiap hari, ada saja masalah yang kita hadapi.Mulai dari masalah sepele,seperti misalnya ,masakan yang tertinggal dimakan kucing,sehingga harus memasak ulang lagi,hingga masalah yang cukup menyita waktu dan pikiran,misalnya kehilangan kunci rumah,sehingga harus dijebol,agar bisa masuk kedalam rumah kita. 

Walaupun hal ini cukup bisa membuat kita merasa terganggu,karena harus memanggil Tukang untuk memperbaiknya, tetapi sesungguhnya tidak dapat dikategorikan masalah besar.Karena dengan mengeluarkan sejumlah dana yang tidak  begitu besar,semuanya sudah bisa diatasi .

Urusan Dengan Pengadilan ? Ini Baru Urusan Besar

Kalau berurusan dengan pengadilan,hanya sebatas karena melanggar rambu rambu lalu lintas,tentu masih bukan sesuatu masalah besar.Kita cukup datang dengan membawa sejumlah uang dan selesai dalam waktu singkat.

Tetapi bilamana urusan dengan Pengadilan memakan waktu hingga berbulan bulan,bahkan hingga dua tahun,tentu sudah merupakan hal yang menguras ,bukan hanya energi  dan waktu untuk bolak balik,tapi juga dana yang sangat besar.

Hal inilah yang kami alami. Akibat suami terlalu percaya akan sahabat lamanya,yang satu suku dan seiman,ternyata berbuah petaka . Karena dikhianati oleh sahabat baiknya,sehingga harus berurusan dengan Polisi dan Pengadilan.Hal yang sama sekali diluar dugaan,bahwa ada orang yang tega membalas air susu dengan air tuba. Orang yang setiap kali ketemu memeluk  suami dan mengucapkan kata kata:" Puji Tuhan.dan Tuhan memberkati" ,ternyata tega memfitnah suami ,hingga jadi orang tahanan.Tentu tidak perlu saya uraikan kejadiannya secara rinci disini,karena bisa menyebabkan ,luka hati yang sudah bertaut,berdarah lagi.

Sedang Hadapi Masalah Besar

Ketika kami dalam kesulitan yang terjadi  ,salah seorang  kenalan kami datang ke hotel dimana kami menginap dengan menangis Bu Dina(bukan nama sebenarnya) menceritakan bahwa dirinya  diusir dari rumah sederhana yang ditempatinya , karena tidak bisa membayar  cicilan Ia tinggal disana bersama putranya yang baru berusia 7 tahun. 

Penghasilannya  dari menjual sayur,tidak mencukupi untuk membayar cicilan  sedangkan yang harus dicicil  berjumlah 2,5 juta Sudah 4 bulan menunggak cicilan, maka  ia diberikan ultimatum,.bila tidak membayar cicilan, akan diusir dari rumah tersebut. 

Membayangkan bu Dina dan putranya, harus menginap di emperan toko ,bila diusir,sungguh membuat hati saya tidak tega.Walaupun sesungguhnya,kami sama sekali tidak ada hubungan kekeluargaan.

Untuk beberapa saat ,saya hanya terdiam. Mau menolak tidak tega,sedangkan kami sendiri sedang hadapi masalah besar,yang butuh uang banyak.

Tetapi ,uang 2,5 juta rupiah tidak berarti dalam urusan perkara suami .Karena Pengacara minta 100 juta rupiah. Bahkan ketika kami minta keringanan 75 juta rupiah,jawaban Pengacara:" Kalau anda tidak punya uang,jangan pakai Pengacara, Berdoa sajalah"

Akhirnya,saya  putuskan memberikan bu Dina , yang membutuhkan bantuan kami,sejumlah  2,5 juta ,agar ia bisa hidup dengan nyaman dan tidak perlu diusir dari rumah,biarpun saya tahu dia tidak akan bisa mengembalikan uang saya  tersebut,tapi saya ikhlaskan.

Ada jalan lain yang membantu kami

Setelah saya berikan uang 2,5 juta pada bu Dina   saya tidak memikirkan untuk dapat menerima kembali uang itu,hanya berpikir semoga kami dapat melunasi pembayaran untuk pengacara dan pengadilan yang memerlukan banyak biaya. 

Ternyata sungguh luar biasa. ada saja jalan bagi kami untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar,sehingga mampu membayar perkara yang berlarut hingga dua tahun. Akhirnya ,oleh Mahkamah Agung,suami diputuskan sama sekali tidak bersalah

Terbukti,bahwa menolong orang lain yang sedang kesusahan, tidak pernah sia sia,walaupun orang yang kita tolong,dalam sekejap melupakan pertolongan kita tidak masalah Walaupun berada dipihak yang benar,tetap saja ,biaya yang kami keluarkan selama berperkara lebih dari dua tahun,menguras energi,waktu dan dana yang luar biasa besarnya,yakni hampir dua M.

Menolong orang ,tidak harus dari kelebihan kita,tapi juga ketika kita sendiri sedang menghadapi masalah,bila memang memungkinkan,mengapa tidak?

11 Nopember 2019.
Salam saya,
Roiselina..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun