Untuk beberapa saat ,saya hanya terdiam. Mau menolak tidak tega,sedangkan kami sendiri sedang hadapi masalah besar,yang butuh uang banyak.
Tetapi ,uang 2,5 juta rupiah tidak berarti dalam urusan perkara suami .Karena Pengacara minta 100 juta rupiah. Bahkan ketika kami minta keringanan 75 juta rupiah,jawaban Pengacara:" Kalau anda tidak punya uang,jangan pakai Pengacara, Berdoa sajalah"
Akhirnya,saya  putuskan memberikan bu Dina , yang membutuhkan bantuan kami,sejumlah  2,5 juta ,agar ia bisa hidup dengan nyaman dan tidak perlu diusir dari rumah,biarpun saya tahu dia tidak akan bisa mengembalikan uang saya  tersebut,tapi saya ikhlaskan.
Ada jalan lain yang membantu kami
Setelah saya berikan uang 2,5 juta pada bu Dina  saya tidak memikirkan untuk dapat menerima kembali uang itu,hanya berpikir semoga kami dapat melunasi pembayaran untuk pengacara dan pengadilan yang memerlukan banyak biaya.Â
Ternyata sungguh luar biasa. ada saja jalan bagi kami untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar,sehingga mampu membayar perkara yang berlarut hingga dua tahun. Akhirnya ,oleh Mahkamah Agung,suami diputuskan sama sekali tidak bersalah
Terbukti,bahwa menolong orang lain yang sedang kesusahan, tidak pernah sia sia,walaupun orang yang kita tolong,dalam sekejap melupakan pertolongan kita tidak masalah Walaupun berada dipihak yang benar,tetap saja ,biaya yang kami keluarkan selama berperkara lebih dari dua tahun,menguras energi,waktu dan dana yang luar biasa besarnya,yakni hampir dua M.
Menolong orang ,tidak harus dari kelebihan kita,tapi juga ketika kita sendiri sedang menghadapi masalah,bila memang memungkinkan,mengapa tidak?
11 Nopember 2019.
Salam saya,
Roiselina..