Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketemu Sahabat Lama seperti Orang Asing, Ternyata Komunikasi Kuncinya

7 November 2019   04:07 Diperbarui: 7 November 2019   16:48 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana Perasaan Kita?

Setiap kali ada kesempatan untuk dapat bertemu dengan sahabat lama, tentu merupakan hal yang sangat mengembirakan bagi kita. Rasanya tidak sabaran menunggu saat saat pertemuan tersebut. Sudah terbayangkan, kita akan saling melepas kangen dan berebut kisah nostalgia tentang persahabatan semasa dulu.

Sejak masih kecil saya sudah bersahabat dengan Lily, tetangga yang rumahnya tidak jauh dari rumah orangtua kami. Kami bersahabat akrab sekali, sampai duduk di SMP kami pergi dan pulang sekolah bersama-sama.

Kemudian SMA saya pindah ke rumah nenek, sehingga kami tidak lagi ke sekolah bersama-sama dan begitu juga pulang sekolah kami pulang masing-masing karena arah rumah tidak sama. Tetapi hubungan persahabatan kami terus berlanjut hingga tamat SMA 

Kami Berpisah

Tamat SMA kami berpisah, Lily pindah ke Jakarta, sedangkan saya menikah dan pindah ke Medan jadi tidak pernah jumpa lagi satu sama lainnya. Sementara pada waktu itu, tahun 60an, belum ada yang namanya HP, Facebook, atau WA. 

Satu-satunya cara adalah berkirim surat. Dan karena sama-sama tidak tahu alamat masing-masing, maka komunikasi kami terputus sejak itu. Hanya saya mendengar dia sudah nikah juga di Negeri Belanda dan tinggal di sana menjadi guru bahasa Indonesia.

20 Tahun Kemudian

20 Tahun kemudian saya dapat kabar bahwa Lily kembali ke Indonesia, untuk mengunjungi keluarganya dan berada di rumah adiknya. Karena bertepatan, kami juga lagi pulang kampung, maka tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

Ternyata benar Lily ada di rumah adiknya. Tetapi ketika menyalami saya, terasa seakan berhadapan dengan sosok orang asing. Lily hanya menyalami saya ala kadarnya dan tersenyum sedikit, untuk kemudian berdiam diri.

Sejujurnya, saya sangat kecewa. Tidak tahu bagaimana mengawali pembicaraan kami, dengan sikap Lily yang sangat formal Ia hanya senyum sedikit tidak mau berbicara seperti dulu lagi. Hanya satu dua kata saja keluar dari mulutnya dan kemudian diam dan merenung.

Bahkan ketika saya pamitan, tak tampak sedikit juga kesan bahwa kami pernah menjadi sahabat karib selama bertahun-tahun lamanya. Sampai sekarang saya tidak ada mendengar berita dari dia lagi. Apakah masih di Negeri Belanda atau di mana.

Sebenarnya sewaktu saya mendengar dia datang saya gembira sekali karena sudah lama tak jumpa. Saya membayangkan, bahwa pasti kami akan saling rangkul dan menceritakan pengalaman kami masing-masing, tapi yang terjadi hanya senyum sedikit dan bisu tidak ada apa-apa yang dibicarakan sebagai sahabat akrab yang sudah lama tidak ketemu.

Bertemu Mantan Karyawan

Berbeda ketika saya bertemu mantan karyawan. Dulu di samping suami membuka usaha di bidang ekspor kopi dan cassia, saya membuka usaha sampingan yakni menjadi distributor barang pecah belah dalam bentuk Melamine. 

Untuk membantu usaha ini saya memperkerjakan mantan anak didik saya sebagai sekertaris kami, namanya Riri.

Riri begitu akrab dengan saya seperti kepada orangtuanya saja. Dan ketika kami pidah ke Jakarta Riri tetap berkomunikasi dengan kami via Facebook  dan sekali kali terpon ke kami via WhatApp sehingga hubungan kami tidak terputus.

Pertemuan Sangat Mengesankan 

Karena terus ada komunikasi antara kami, biar pun hanya melalui Facebook dan WhatApp hubungan tetap terjalin dengan baik, sehingga ketika kami ke Padang beberapa waktu yang lalu, kami undang Riri dan keluarga mereka datang memenuhi undangan kami. Begitu bertemu, langsung memeluk diri saya, bagaikan pertemuan antara anak dan ibunya.  

Pertemuan ini sungguh sangat berkesan. Kejadian yang sangat betolak belakang dengan kondisi ketika saya bertemu sahabat karib saya Lily.

Jarak dan Waktu Yang Memisahkan

Sejak pertemuan saya dengan Lily hingga saat ini saya kehilangan kontak secara total. Entah di mana kini ia berada sungguh saya tidak tahu dan tidak ada informasi.

Saya sadar, hal ini terjadi, karena sejak berpisah, kami tidak saling berkomunikasi. Dan waktu yang berlalu puluhan tahun, bisa mengubah sahabat lama menjadi kikuk bertemu dengan diri kita.

Bahkan hal ini bisa juga terjadi antara hubungan dengan kerabat kita. Karena itu, alangkah baiknya, bila kita selalu menjaga, agar komunikasi jangan sampai terputus.

Setidaknya, dengan sesekali ada hubungan, baik dengan menggunakan facebook. WA dan jalur pribadi lainnya. Maka sejauh apapun jarak dan waktu yang memisahkan, hubungan baik, tetap terjaga kelestariannya.

Semoga, tulisan ini ada manfaatnya bagi orang lain.

07 Nopember 2019.

Salam saya,

Roselina.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun