Bahkan ketika saya pamitan, tak tampak sedikit juga kesan bahwa kami pernah menjadi sahabat karib selama bertahun-tahun lamanya. Sampai sekarang saya tidak ada mendengar berita dari dia lagi. Apakah masih di Negeri Belanda atau di mana.
Sebenarnya sewaktu saya mendengar dia datang saya gembira sekali karena sudah lama tak jumpa. Saya membayangkan, bahwa pasti kami akan saling rangkul dan menceritakan pengalaman kami masing-masing, tapi yang terjadi hanya senyum sedikit dan bisu tidak ada apa-apa yang dibicarakan sebagai sahabat akrab yang sudah lama tidak ketemu.
Bertemu Mantan Karyawan
Berbeda ketika saya bertemu mantan karyawan. Dulu di samping suami membuka usaha di bidang ekspor kopi dan cassia, saya membuka usaha sampingan yakni menjadi distributor barang pecah belah dalam bentuk Melamine.Â
Untuk membantu usaha ini saya memperkerjakan mantan anak didik saya sebagai sekertaris kami, namanya Riri.
Riri begitu akrab dengan saya seperti kepada orangtuanya saja. Dan ketika kami pidah ke Jakarta Riri tetap berkomunikasi dengan kami via Facebook  dan sekali kali terpon ke kami via WhatApp sehingga hubungan kami tidak terputus.
Pertemuan Sangat MengesankanÂ
Karena terus ada komunikasi antara kami, biar pun hanya melalui Facebook dan WhatApp hubungan tetap terjalin dengan baik, sehingga ketika kami ke Padang beberapa waktu yang lalu, kami undang Riri dan keluarga mereka datang memenuhi undangan kami. Begitu bertemu, langsung memeluk diri saya, bagaikan pertemuan antara anak dan ibunya. Â
Pertemuan ini sungguh sangat berkesan. Kejadian yang sangat betolak belakang dengan kondisi ketika saya bertemu sahabat karib saya Lily.
Jarak dan Waktu Yang Memisahkan
Sejak pertemuan saya dengan Lily hingga saat ini saya kehilangan kontak secara total. Entah di mana kini ia berada sungguh saya tidak tahu dan tidak ada informasi.