Kaki ayam tidak ketinggalan karena memang sebagian suka makan kaki ayam seperti saya dan ketiga cucu saya suka juga kecuali Dea. Ada Dim Sum vegeterian karena putra kami tidak makan daging.
Ada cumi goreng dengan bawang putih yang gurih dan lezat. Sebelum mulai makan, kami semua berdoa menurut agama masing masing. Mengucap syukur untuk apa yang dapat kami santap pada malam ini.
Sementara makan kami ngobrol ngobrol tentang berbagai kisah yang lucu lucu, tentang acara kemarin dan bagaimana menaiki tangga yang lima tingkat.
Mantu kami bertanya pada saya, "Gimana mama naik tangga 5 tingkat kemarin? Berapa kali berhenti di jalan?" Ketika saya jawab bahwa kemarin kami naik tangga sejak dari lantai dasar hingga ke lantai 5, saya berjalan non stop dan sama sekali tidak ada masalah.
"Wah, mantap sekali mama", kata mantu kami.
Kami duduk mengelilingi meja bundar dan di bagian dalam, di samping saya ada Gulce Mantu cucu, Astrid mantu cucu juga, Angel cucu, Dea dan Paul, Kevin dan Giovano yang biasa kami panggil "ivan" pun cucuk kami juga.Â
Akrab Seperti Kakak Adik
Bahkan ketika sudah hampir selesai masih ada beberapa makanan yang masih tersisa, maka satu dibagi bersama dua mantu cucu, mereka akrab sekali tidak seperti beripar ipar.
Saya bahagia punya mantu cucu yang bisa akur serta akrab satu sama lain seperti kakak adik, biarpun berbeda bangsa dan agama. Karena Kevin beristikan Astrid anak Jakarta yang beragama Katolik, sedangkan Giovano memperistri Gulce asal Turki yang beragama Islam.
Oma dan Opa Saja Sangat Senang, Apalagi Kedua OrangTua Mereka