Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Ibu Rumah Tangga Ikut Latah Berpolitik?

23 Maret 2019   06:42 Diperbarui: 23 Maret 2019   07:06 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                      

Lebih Banyak Efek Negatif

Kebiasaan ibu-ibu kalau sudah berkumpul baik dalam arisan maupun dalam pertemuan PKK di RT/RW, adalah  saling berebut berbicara. Dari mulai saling menanyakan keadaan keluarga, berapa orang anak cucu, sudah mantu atau belum, serta saling bertukar berbagai informasi. 

Tidak jarang ada juga yang suka gosip, baik itu di acara keluarga maupun dalam pertemuan  sosial. Pokoknya kaum ibu-ibu, tidak akan pernah kehabisan bahan pembicaraan dan  selalu saja ada  yang dibicarakan. Dari mulai  masalah tentang keluarga, tentang tetangga maupun menyerempet masalah politik. 

Kalau bertepatan ada ibu-ibu lainnya, yang juga hobi berbicara mengenai politik masa suasana yang tadinya aman dan nyaman secara tiba-tiba bisa berubah  menjadi tidak nyaman. Hal ini tidak dapat dianggap remeh, karena bila tidak ada yang menghentikan maka sebagai akibatnya bila ada pertemuan berikutnya, hampir dipastikan sebagian dari ibu-ibu tidak lagi mau hadir dengan berbagai alasan.

Photo bersama teman lama (dok.Roselina)
Photo bersama teman lama (dok.Roselina)
                                                                                                      

Merusak Hubungan Baik

Hal ini di alami  oleh salah satu sahabat baik kami, yang heran ketika kami mengundang teman teman dan sanak famili di Padang, hampir seluruh kursi yang disediakan terisi penuh. Menurut sahabat saya, sebut saja namanya Ratna Kalau dulu sebelum ikut ikutan berpolitik, bila pulang kampung halaman selalu disambut oleh sanak saudara  sekampung Ramai-ramai makan bersama keluarga untuk menyambut kepulangannya. 

Akan tetapi belakangan ini, ketika ada kesempatan pulang kampung dan mengundang teman teman lama untuk datang ternyata yang datang bisa dihitung dengan jari tangan saja. Yang lainnya, bahkan sama sekali tidak memberi kabar.

Photo bersama teman Kompasiana (dok.Roselina)
Photo bersama teman Kompasiana (dok.Roselina)
                                              

Sebagai sahabat saya hanya bisa memberikan saran kepada Ratna, bahwa sejak dari dulu hingga kini, kami selalu menjaga dalam setiap pertemuan antar keluarga maupun gabungan dengan teman  teman lama. Tidak satu katapun menyebutkan tentang masalah yang menyangkut politik dan agama. Karena dalam keluarga besar kami terdiri dari berbagai etnis dan beragam pilihan agama.

Berpolitik hanya akan menjauhkan kita pada sanak keluarga dan teman teman. Bahkan hanya dengan menyebut  sosok yang menjadi piihan kita saja, sudah cukup untuk menciptakan jarak antara diri kita dengan sanak famili dan teman teman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun