Â
Lebih Banyak Efek Negatif
Kebiasaan ibu-ibu kalau sudah berkumpul baik dalam arisan maupun dalam pertemuan PKK di RT/RW, adalah  saling berebut berbicara. Dari mulai saling menanyakan keadaan keluarga, berapa orang anak cucu, sudah mantu atau belum, serta saling bertukar berbagai informasi.Â
Tidak jarang ada juga yang suka gosip, baik itu di acara keluarga maupun dalam pertemuan  sosial. Pokoknya kaum ibu-ibu, tidak akan pernah kehabisan bahan pembicaraan dan  selalu saja ada  yang dibicarakan. Dari mulai  masalah tentang keluarga, tentang tetangga maupun menyerempet masalah politik.Â
Kalau bertepatan ada ibu-ibu lainnya, yang juga hobi berbicara mengenai politik masa suasana yang tadinya aman dan nyaman secara tiba-tiba bisa berubah  menjadi tidak nyaman. Hal ini tidak dapat dianggap remeh, karena bila tidak ada yang menghentikan maka sebagai akibatnya bila ada pertemuan berikutnya, hampir dipastikan sebagian dari ibu-ibu tidak lagi mau hadir dengan berbagai alasan.
Merusak Hubungan Baik
Hal ini di alami  oleh salah satu sahabat baik kami, yang heran ketika kami mengundang teman teman dan sanak famili di Padang, hampir seluruh kursi yang disediakan terisi penuh. Menurut sahabat saya, sebut saja namanya Ratna Kalau dulu sebelum ikut ikutan berpolitik, bila pulang kampung halaman selalu disambut oleh sanak saudara  sekampung Ramai-ramai makan bersama keluarga untuk menyambut kepulangannya.Â
Akan tetapi belakangan ini, ketika ada kesempatan pulang kampung dan mengundang teman teman lama untuk datang ternyata yang datang bisa dihitung dengan jari tangan saja. Yang lainnya, bahkan sama sekali tidak memberi kabar.
Sebagai sahabat saya hanya bisa memberikan saran kepada Ratna, bahwa sejak dari dulu hingga kini, kami selalu menjaga dalam setiap pertemuan antar keluarga maupun gabungan dengan teman  teman lama. Tidak satu katapun menyebutkan tentang masalah yang menyangkut politik dan agama. Karena dalam keluarga besar kami terdiri dari berbagai etnis dan beragam pilihan agama.
Berpolitik hanya akan menjauhkan kita pada sanak keluarga dan teman teman. Bahkan hanya dengan menyebut  sosok yang menjadi piihan kita saja, sudah cukup untuk menciptakan jarak antara diri kita dengan sanak famili dan teman teman.Â
Mengenai calon presiden yang kelak akan kita pilih, biarlah menjadi rahasia yang  kita simpan saja dihati Tanpa perlu mengemukakannya pada saudara-saudara yang lain, karena mana tahu mereka tidak sesuai pendapatnya dengan kita. Biarlah pilihan menjadi rahasia  kita masing masing.
Keluarga Besar Kami Tidak Pernah Menyentuh Pembicaraan Politik dan Agama
Ketika kami pulang kampung halaman kami baru-baru ini, kami disambut saudara teman teman dan semua kenalan lama kami yang hadir dalam acara makan bersama Baik keluarga, maupun teman-teman semua bergembira tidak ada sekat dan jarak yang memisahkan kami, walaupun kami berasal dari etnis yang berbeda dan juga berbeda dalam menentukan agama masing  masing.Â
Karyawan rumah makan Padang bahkan sempat bertanya kami dari partai mana koq yang hadir serba lengkap. Ketika kami jawab, bahwa yang datang adalah seluruh keluarga besar kami dan teman teman lama ia sangat kagum.
Apalagi kami semuanya bernyanyi lagu lagu Minang bersama-sama  dan makan berbaur semeja, sungguh menghadirkan suasana kekeluargaan yang tidak berubah sejak dari kami masih tinggal di Padang, hingga kami meninggalkan kota Padang sejak tahun 1990 dan singgah dalam acara pulang kampung. Hingga saat ini, kami masih aktif saling mengirim kabar walaupun masing masing memiliki kesibukan tersendiri.
Kami telah merawat hubungan kekeluargaan selama puluhan tahun dan tidak akan pernah mau merusakannya, hanya karena ikutan latah membicarakan hal hal yang berbau poltik.
23 Maret 2019.
Salam saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H