Â
Untuk mencapai tempat candi kedaraan yang kami tumpangi harus melalui dulu Jembatan yang panjang diatas sungai Batang Hari, yang cukup besar. Setelah berkendaraan selama 30 menit kamipun tiba lokasi Candi Muarajambi.
Namun setibanya disana, ternyata ada petugas yang datang, bahwa kami harus parkir di sana, untuk kemudian menyewa sepeda untuk tiba dilokasi, yang berjarak sekitar 2 km. Namun teman kami berbicara dengan petugas dan akhirnya kami diijinkan berkendara hingga tiba dilokasi, namun hingga batas tembok pagar. Hal ini tentu saja mempermudah kami, sehingga tidak perlu berlatih otot kaki untuk berjalan sejauh 2 km.
Ditemani Pemandu Setempat
Kami disambut oleh seorang yang bernama Asril (Buyung) yang sudah tinggal di Jambi selama 20 tahun dan bekerja untuk candi selama 10 tahun. Sebenarnya beliau juga berasal dari Sumatera Barat. Sepintas, candi ini tidak tampak menarik seperti ketika kami mengunjungi Candi Borobudur dan Mendut,serta Candi Prambannan. Sekilas candi ini merupakan sebuah kubah raksasa.,namun memiliki sejarah dan keunikan tersendiri.Walaupun logat berbicara orang Jambi tidak persis sama dengan dialeg Sumatera Barat.namun untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah,kami sama sekali tidak mengalami kesulitan,karena hanya beda dalam cara mengucapkannya,namun artinya sama.
6 Nopember 2018.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H