Semenjak hadir pada event Kompasiana untuk pertama kalinya.yang meninggalkan kenangan manis dalam diri ,maka setiap tahun, kami selalu berusaha untuk hadir.Walaupun jarak antara Australia dan Jakarta tidak dekat.
Tanggal 8 Oktober,adalah ajang Kopdar terbesar bagi para Kompasianers ,yang diselenggarakan dalam acara Kompasianival yang ke 8 .Tentu saja,kami tidak melewatkan hari bersejarah ini Karena ini untuk ketiga kalinya kami hadir di Kompasianival sejak bergabung dengan Kompasiana.
Pagi sekali saya memesan Grab karena dengan Grab lebih hemat ketimbang pakai taxi,karena biaya sudah ditetapkan dari semula Jadi macet atau dibawa jalan berputar putarpun kita tidak perlu memikirkannya. karena pembayaran tetap seperti yang sudah disetujui sebelum berangkat.
Kami berangkat dari rumah jam 7 pagi karena kompasianival dimulai jam 9 pagi,.Untuk mengantisipasi supaya tidak terlambat ,kalau sekiranya macet Maka begitu kendaraan tiba,kami mulai meluncur menuju SME tower ,Tapi ternyata sopir Grab tidak tahu alamat ke sana,maka kami gunakan google map .Kendaran meluncur menuju jalan Gatot Subroto dengan melalui tol dan turun didaerah Semanggi.kemudian terus sampai Pancoran dan mutar balik maka sampailah kami di SME tower,tepat jam 8.30
Jumpa Ananda Siti Nur Hasana
Tak lama setelah itu pak Pepih pun kelihatan turun dari mobil.,Dan kebetulan sekali menuju kearah kami ,sambil membawa oleh-oleh dari isteri beliau buat saya .”Terima kasih Bu oleh –oleh yang sangat saya hargai pekerjaan tangan ibu buat saya”.
Begitu besarnya arti Kompasianival ini bagi Kompasianers, hingga terbawa dalam mimpi. Dalam mimpinya ,mbak Luana bertermu kami di Kompasianival dan berfoto bersama.Uniknya,kejadian kemarin di Kompasianival.kejadiannya persis seperti yang diceritakan sebelumnya. Maka kami manfaatkan momentum ini,untuk berfoto bareng.sesuai dengan mimpinya. .Bersamaan juga dengan Bang Boris yang tampak malu malu,ikut berfoto bersama.
Begitu melangkah masuk.tiba tiba Maria,yang sudah menganggap kami sebagai Oma dan Opa nya,tampak berlari mendatangi dan langsung memeluk saya. Sungguh sangat terharu,merasakan betapa kita dicintai oleh teman teman ,sehingga sudah seperti keluarga sendiri. Hampir sepanjang hari Maria mendampingi dan menyediakan makan dan minum untuk kami berdua,tak ubahnya seperti cucu kami sendiri.
Pertemuan dengan pak Budi Soehardi