Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Seharusnya Sikap Istri Ketika Suami Tak Lagi Berpenghasilan

29 Mei 2016   09:04 Diperbarui: 29 Mei 2016   18:09 3284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Akibatnya Adi jatuh sakit. Sebenarnya rumah yang dihuni mereka adalah hasil susah payah Adi selama berkerja keras bertahun-tahun  Bahkan sebelum jatuh sakit, Adi sempat membuatkan warung barang kebutuhan pokok untuk istrinya bisa jualan dan memiliki penghasilan tambahan.

Tapi ketika kami kunjungi, ternyata Adi yang terbaring sakit ditempatkan, didapurnya. Ketika kami tanyakan kepada istrinya, ia menjawab seenaknya ”Habis si Uda bau. Saya dan anak-anak jadi nggak bisa tidur.”

Kami terdiam, walaupun ada perasaan geram dan marah, tapi kami tidak berhak mencampuri urusan keluarga orang.

Kisah Lain

Tardi (bukan nama sebenarnya)  juga berprofesi yang sama, yakni sebagai perantara freelance, artinya ia tidak terikat untuk menjual barang dagangan hanya kepada kami, tapi bisa kepada siapa saja yang berani beli dengan harga lebih tinggi.

Sangat menyayangi keluarganya, dimana dia berusaha menyisihkan uang hasil usahanya sehingga dapatlah dia membeli rumah yang agak mewah. Rumah ini diaperuntukan untuk sang istri yang sangat dicintainya.

Sering kalau lagi santai, Tardi bercerita tentang harapannya, untuk  membuat istrinya bahagia dengan memberikan semua yang dimilikinya. Karena menurut Tardi, sang istri adalah idola dikampungnya. Karena itu Tardi merasa bersyukur dapat memperistrikan wanita idola orang sekampunnya ini,

Suatu ketika, entah karena apa. Tardi jatuh sakit, mula-mula sakit tidak terlalu parah, tapi karena sakit maka otomatis Tardi  tidak bisa mencari nafkah dan hanya  berdiam dirumah saja. Lama kelamaan, sang istri marah-marah dan tidak memperbolehkan lagi tidur dirumah dikamar mereka, Tardi  ditempatkan di teras rumahnya sampai menemui aljalnya. Semua sahabat dan kenalan menyesalkan kelakuan sang istri.

Catatan

Mengapa kisah ini hanya berkisar sekitar pedagang perantara? Karena sehari harian saya berhadapan dengan mereka, mendengarkan kisah-kisah hidup mereka. Mungkin saja ada karyawan atau orang yang berprofesi lain yang mengalami nasib serupa.

Semoga tulisan ini menjadi  catatan untuk para istri, serta sekaligus menjadi pengingat bagi orang banyak. Bahwa menyayangi dan melayani suami  bukanlah hanya ketika penghasilan saja, tapi berpedomanlah dengan hati nurani kita masing-masing. Hargailah jerih payah suami, baik bila ketika  berpenghasilan atau tidak. Malahan seharusnya justru disaat-saat suami sedang terpuruk, karena tidaklagi berpenghasilan entah karena apa, kita sebagai istri  harus lebih memperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun