Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dampingi Suami Ketika Ada Masalah

18 Februari 2016   05:47 Diperbarui: 18 Februari 2016   10:55 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilutrasi - Shutterstock"][/caption]

Dampingi Suami Ketika ada Masalah

 

Mendampingi suami, bukan hanya ketika jalan jalan atau traveling keluar negeri, tetapi juga ketika suami berada dalam masalah.

Tugas utama seorang isteri bukan hanya mengurus rumah tangga. Mengatur segala sesuatu mengenai kehidupan dalam rumah tangga, yaitu soal makanan, pakaian dan pendidikan anak-anak. Tetapi tidak kalah pentingnya seorang isteri juga harus siap mendampingi suami baik dalam kondisi dan situasi yang tidak menyenangkan. Sesuai dengan janji yang diucapkan disaat saat acara pernikahan ”mencintai suami dalam untung dan malang”.

Berbagi Pengalaman Hidup

Padang tahun 2002, suami saya difitnah oleh sahabat baiknya Sehingga polisi menangkap suami ditengah malam buta, ketika sedang berada di hotel Sahid Kawanua di kota Manado. Ketika tengah malam itu suami saya dibawa paksa, saya tetap mendampingi suami. Dibawa terbang ke Denpasar dan kemudian dibawa sampai dibawa ke Surabaya. Kemudian ditahan di Polda Surabaya. 

Saya selalu dekat suami memberi dukungan pada suami supaya jangan menyerah, karena kebenaran akan terungkap juga nantinya.Walaupun tidak mudah bagi saya, sebagai seorang wanita untuk kesana kemari, namun bagi saya, justru disaat saat seperti inilah saya buktikan cinta sebagai seorang istri.

Persidangan

Begitulah setiap kali suami saya disidangkan baik itu di Pengadilan Tata Niaga, maupun pengadilan Negeri tidak pernah saya tinggalkan. Bolak balik dari Jakarta ke Surabaya, bukanlah hal mudah bagi saya, apalagi ada banyak urusan lain yang harus diselesaikan. Tapi bagi saya, justru disaat saat sedang dalam masaalah seorang suami membutuhkan dukungan orang terdekat yakni isteri dan anak-anak nya.

Kalau untuk mendampingi suami jalan-jalan keluar negeri seperti ke New York, Paris, Las Vegas, Alaska dan seterusnya tentu tidak ada istri yang menolak, semuanya mau mendampingi.

Namun menikah berarti suami dan istri, siap untuk saling mencintai dan mendampingi dalam untung dan malang, dalam suka dan juga dalam duka.

Memang tidak mudah bagi saya sebagai seorang wanita, dalam hal ini karena banyak hal yang harus saya lakukan. Bagi saya masalah suami adalah prioritas utama dalam hidup saya. Saya sangat sedih menyaksikan, orang yang saya cintai, di foto dengan tulisan di dadanya "Tersangka Melanggar Pasal...” Saya tidak malu, saya tahu suami saya tidak bersalah dan saya yakin suatu saat akan terbongkar juga hal yang sebenarnya.

Dua Tahun Berperkara

Setelah berkali-kali disidangkan, sejak dari Pengadilan Tata Niaga, Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, akhirnya Mahkamah Agung memutuskan bahwa suami saya tidak bersalah. Dua tahun bolak balik Jakarta–Surabaya. Berurusan dengan polisi, jaksa, hakim, pengacara, tidak hanya menguras habis tenaga, tapi juga keuangan kami.

Berakhir dengan terungkapnya kebenaran yang sebenarnya, suami saya memenangkan perkara dan teman baik tersebut datang meminta maaf atas semua kejadian. Suami saya memaafkan teman baiknya dan menutup perkara.

Tulisan ini saya postingkan bukan untuk menggurui siapapun, hanya untuk berbagi pengalaman hidup. Khususnya bagi bagi pasangan suami istri yang masih muda, bahwa hidup itu tidak selalu enak, ada kalanya sangat menyakitkan. Dan bila hal ini terjadi, dampingilah suami. Jangan biarkan suami menghadapi masalah seorang diri. Inilah resep pernikahan, yang mampu membuat pernikahan kami melalui masa masa sulit, selama 51 tahun.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya, terutama bagi kaum istri.

Wollongong, 18 Febuari 2016

Salam saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun