Mohon tunggu...
Roselina Anindhita
Roselina Anindhita Mohon Tunggu... Konsultan - Writer

polesor wild wind https://www.youtube.com/channel/UChhTBcntF2ebkMqjr8ch5CQ

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

New Media: A History of Online Journalism

23 Februari 2017   22:17 Diperbarui: 24 Februari 2017   13:35 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media baru merupakan bentuk, aktivitas dan proses media yang menggabungkan dengan penemuan teknologi baru yakni internet. Aktivitas media yang sebelumnya merupakan aktivitas media tradisional atau konvensional, perlahan berubah menjadi aktivitas media di internet dengan memenuhi unsur-unsur karakteristik media baru seperti digital, interaktif, hyperteks, network, virtual dan simulated.

Untuk melihat awal mula munculnya media baru, perlu diketahui sejarah perkembangan media sebelumnya dan perkembangan internet sebagai teknologi penopang media baru.

“For some sixty years the word ‘media’, the plural of ‘medium’, has been used as a singular collective term, as in ‘the media’” (Williams dalam Lister, 2009: p. 9).

Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa penggunaan kata media yang merujuk pada media (media komunikasi) telah berlangsung selama lebih dari enam puluh tahun lamanya. Media dalam Bahasa Latin adalah “medius” yang berarti perantara atau medium, inilah yang kemudian menjadi referensi banyak bahasa di dunia yang akhirnya menyebut objek perantara sebagai media. Aktivitas menyediakan informasi dalam media komunikasi disebut jurnalisme; ”journal” merujuk pada aktivitas mencatat dan melaporkan.

Media tradisional yang juga dikenal sebagai media rakyat telah mengawali perkembangan media. Media tradisional oleh Coseteng (dalam Jahi 1998) disebut sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan oleh dan atau untuk mereka dengan maksud menghibur memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik. Media tradisional dapat mengambil berbagai bentuk media untuk menyampaikan pesan, tergantung pada situasi sosial budaya di tempat tersebut. Seperti misal, dongeng pada masa lampau di Tanah Jawa, salah satunya, merupakan cara yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan dan tradisi kepada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.

Media konvensional merupakan media yang berbasis pada hard copy seperti media cetak atau sering juga disebut print media. Media ini sangat populer sebelum abad 20. Audiens dari media ini sangat terbatas, sebelum abad ke-20 hanya orang-orang yang memiliki kemampuan membaca dan yang bisa membeli produk dari media ini yang menikmati yang biasanya adalah para cendekiawan, politisi, kelompok dengan kelas menengah ke atas, dan lain sebagainya. Praktik dari media konvesional ini masih berlangsung hingga saat ini, hanya penggunaan media saja yang berubah karena hadirnya teknologi internet yang kemudian membuat produk dari media ini banyak dimuat dalam portal online dan bukan lagi dalam bentuk hard copy atau print media.


Banyak orang beralih ke media online karena sudah bosan di pasar media cetak setelah reformasi 1998. Orang melihat media online dapat memberi keuntungan karena media dianggap lebih murah dibandingkan media konvensional/cetak. (Asmuruf,  2014)

Berbagai media tersebut, secara perlahan lebur termuat secara bersamaan dalam media online yang kemudian aktivitas jurnalismenya disebut jurnalisme online. Jurnalisme online merupakan aktivitas memproduksi produk media komunikasi, baik berita atau informasi lainnya yang berbasis penggunaan teknologi internet. Perkembangan jurnalisme online ini tentunya tidak lepas dari penemuan internet.

Melihat sejarah  internet, internet pada awalnya merupakan sebuah project yang dikembangkan pada tahun 1958 oleh ARPA (Advance Research Project Agency) yakni sebuah badan dibawah Departmen Pertahanan Amerika Serikat yang fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komputer.

“Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaituStanford Research Institute,University of California,Santa Barbara,University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulanOktober1972 (Ilham, 2015).

Hingga pada tahun 1965 hypertext dicetuskan oleh Ted Nelson.

Pada tahun 1986 diperkenalkan Domain Name System (DNS) yang menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer. Kemudian pada tahun 1988, dari pengembangan DNS akhirnya ditemukan Internet Relay Chat oleh Jarko Oikarinen. Pengembangan terus dilakukan hingga pada 1990 World Wide Web ditemukan oleh Tim Berners Lee, yakni sebuah program editor dan browser yang dapat mengakses satu komputer dengan komputer lainnya hingga yang membentuk jaringan.

Tibalah pada tahun 1992, dimana semua komputer telah membentuk jaringan dan situs internet mulai digunakan untuk mengakses berbagai informasi hingga muncul instilah surfing the internet.

Di Amerika Serikat, jurnalisme online dimulai pada tahun 1989 saat beberapa koran menyediakan layanan berita online lewat suatu software.

“Next came computer Bulletin Board Systems. In the late 1980s and early 1990s, several smaller newspapers started online news services using BBS software and telephone modems. The first of these was the Albuquerque Tribune in 1989.” (Carlson, 2003)

Kemudian, sebagai tonggak populernya kemunculan jurnalisme online adalah pada tahun 1998, yakni ketika Skandal Perselingkuhan Bill Clinton, Presiden Amerika Serikat, dipublikasikan oleh Mark Druge melalui websitenya.

Di Indonesia, pada tahun 1998 muncul portal media online detik.com.

”Barulah ada media online yang serius untuk menyajikan berita melaui media online yaitu pada tahun 1998 muncul detik.com yang menyajikan berita real time.” (Hartanto, 2015)

Pada tahun yang sama di Indonesia, para mahasiswa menggunakan mailing list untuk mengabarkan informasi pengunduran Soeharto sebagai Presiden RI.

Hingga saat ini, dapat ditemui beragam portal media online yang menampilkan berbagai informasi dengan menggabungkan berbagai format. Berbagai format informasi tersebut dapat berupa audio (mp3, mp4, dan sebagainya), video (HD, mp4, 3G, dan sebagainya), gambar atau foto atau animasi (JPEG, dan sebagainya), dan beragam penggabungan lainnya. Hadirnya berbagai portal berita di internet merupakan bukti bahwa jurnalisme online adalah bentuk aktivitas media khususnya produksi berita yang hidup di masa ini, ditambah dengan bangkitnya citizen jurnalisme atau jurnalisme warga yang juga memanfaatkan internet menambah kelengkapan jurnalisme online sebagai bagian dari media baru.

Asmuruf, Septiani. (2014). Media konvensional vs media online. Diakses pada 12.47 23 Februari 2017 dari : http://www.kompasiana.com/septhy/media-konvensional-vs-media-online_54f7beafa33311541d8b48c0

Carlson, David (2003). History of Online Journalism. Diakses pada 22.05 WIB 23 Februari 2017 dari : https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=dG9vHwHyDFUC&oi=fnd&pg=PA31&dq=digital+journalism+history&ots=Ij_PdBGuNf&sig=5ITr4PiO8vV7lEjKprAm93fUnPA#v=onepage&q=digital%20journalism%20history&f=false

Hartanto, Ignasius. (2015). Perkembangan jurnalisme online dunia indonesia. Diakses pada 21.35 WIB 23 Februari 2017 dari : http://www.kompasiana.com/ignasiushp/perkembangan-jurnalisme-online-dunia-indonesia_54f8862aa333116b098b45cd

Ilham, Yusuf. (2015). Sejarah Internet di Dunia dan Perkembangannya di Indonesia. Diakses pada 21.25 WIB  23 Februari 2017 dari : http://yusufilham.web.ugm.ac.id/2015/09/12/sejarah-internet-di-dunia-dan-perkembangannya-di-indonesia/

Lister, M., Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, Kieran Kelly. (2009). New Media a Critical Introduction. 2nd Edition. New York, USA : Routledge. Diakses pada 15.42 WIB 22 Februari 2017 dari : https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/lister_a_spol_new_media_a_critical_introducion.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun