1. Literasi dapat memperkaya kosa kata.
Apabila para siswa sering membaca berbagai buku hal tersebut jelas akan memperkaya kosa kata. Semakin banyak membaca ragam teks dan buku seseorang akan semakin menguasai banyak kata.
2. Literasi menumbuhkan kreativitas menulis dan merangkai kata.
Siswa tidak banyak membaca akan mengalami kesusahan dalam merangkai kata-kata. Etyk mengibaratkan keterampilan itu dengan sebilah pisau. Jika sebuah pisau tidak pernah dipakai untuk memotong, dibiarkan saja lama-lama yang terjadi pisau tersebut berkarat.
3. Literasi mengasah otak dan pikiran.
Masih dengan analogi pisau yang jarang diasah, otak dan pikiran tidak akan menjadi tajam untuk berpikir secara kritis dan kreatif apabila tidak dipakai untuk membaca dan menulis.
"Jadi kalau pisau semakin tajam karena sering diasah dan dipakai, kalau kalian sering berliterasi otak kalian akan semakin kreatif, semakin kritis. Kalau dihadapkan pada bermacam-macam permasalahan nanti akan cepat menemukan jawabannya, " urainya.
4. Literasi menambah wawasan dan pengetahuan.
Kalau para siswa rajin berliterasi, entah itu terkait dengan literasi digital, literasi sains, literasi baca tulis, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan, pasti para siswa akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan. Mereka tidak akan mudah begitu saj percaya berita yang didapatkan. Para siswa akan bisa membedakan berita hoak dengan berita yang valid  berbasis fakta. Berita yang berasal dari sumber yang terpercaya dan berita yang berasal dari "katanya."
5. Literasi bisa menambah kemampuan menyusun karya
Dengan rajin mengikuti kegiatan literasi para siswa akan mendapatkan banyak informasi, memiliki banyak kosa kata. Dengan penguasaan tersebut menuangkan gagasan, ide lewat tulisan menjadi lebih mudah. Dengan demikian karya tulis seperti buku akan dapat diterbitkan
Pengawas yang selalu ramah itu lalu menyemarakkan suasana dengan memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyebutkan kembali manfaat literasi yang dia sampaikan sebelumnya. Mula-mula para siswa tiada yang maju. Setelah dia menujukan selembar uang pecahan seratus ribu suasana menjadi riuh. Lalu seorang siswa maju ke depan.
"Siswa MTsN 1 Bantul, memang mempunyai jiwa literasi. Langkahnya cepat. Siapa namanya Mas?" tanya Etyk begitu seorang siswa sudah di hadapannya.
"Dimas."
"Mas Dimas kelas berapa?"
"kelas 9A." Jawab Dimas.
" Siap menyebutkan manfaat literasi?"
Etyk Nurhayati lalu menanyakan manfaat literasi. Setiap menyebut angka mulai nomor satu hingga 3 -untuk mengurutkan jawaban- Â para siswa riuh menantikan jawabannya. Ternyata, Dimas pun mampu menyebutkan 3 manfaat literasi dengan lancar dan tepat. Selembar uang yang dipegannya akhirnya berpindah tangan dan Dimas menerimanya dengan gembira sembari mengucapkan terima kasih. (jae)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H