Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Di Hutan Pinus Mangunan, Guru-Guru MTsN 1 Bantul Singkirkan Gundah dan Pacu Andrenalin

5 Oktober 2024   20:42 Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai hutan lindung Hutan Pinus Mangunan merupakan satu dari 25 Rencana Pengelolaan Hutan (RPH) di Yogyakarta, Bagian Daerah Hutan (BDH) Kulon Progo Bantul. BDH Kulon Progo Bantul sendiri berada di Dlingo, Kokap, dan Sermo. Secara resmi wisata hutan pinus  ini dibuka untuk umum Februari 2017.

Dari 573,7 hektar luas hutan, yang disetujui untuk wisata sekitar 30 hektar. Koperasi Notowono berdiri pada Januari 2015 ini menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Daerah DIY pada 31 Januari 2017. Dengan nota kesepahaman ini, Koperasi ini mengelola 30,41 hektar dari total 573,7 hektar kawasan RPH Mangunan.

Koperasi yang didirikan oleh Purwo Harsono inilah yang mengelola obyek wisata Hutan Pinus Mangunan. Setidaknya terdapat sekitar 200 UMKM berada di bawah naungan Koperasi Notowono yang menggantungkan pendapatan dari sektor pariwisata. Sekitar 724 warga setempat terlibat dalam pengelolaan wisata ini.

Data Koperasi Notowono menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kawasan Mangunan selama libur Nataru tahun 2022 mencapai 30.189 orang setelah sempat menurun saat pandemi covid-19. Sementara tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan meningkat hingga mencapai 72.941 orang atau 141,61%. Saat lebaran 2024 ada jumlah pengunjung kawasan Mangunan mencapai 15.753 orang.

Nama Purwo Harsono sendiri tak bisa dilepaskan dengan perintis wisata alam atau Desa Wisata Hutan Mangunan. Dialah orang yang gigih menggerakkan warga desa untuk menghijaukan Mangunan dan meritis Desa Wisata. Desa wisata pertama yang didirikan adalah Desa Wisata Kaki Langit. Tempat wisata lainnya lalu bermunculan seperti Hutan Pinus mangunan, Pinus Sari, Pinus Pengger, Seribu Batu, Puncak Becici, Lintang Sewu, serta Nata Damar. 

Kini muncul dan berkembang wahana seperti jip-jip wisata dan penginapan. Berlakangan pria 1 Maret 1967 itu mulai memperluas desa wisata mangunan dengan wisata kuliner dan wisata budaya.
Tidak mengherankan bila Ipung, begitu panggilan akrabnya diganjar penghargaan Kalpataru yang diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Kamis 14 Oktober 2021.

Destinasi Wisata Hutan Mangunan

Di kawasan Hutan di Mangunan ini, kini setidaknya terdapat 15 destinasi wisata. Tempat-tempat itu adalah (1) Hutan Pinus Mangunan yang teduh (2) Pinus Pengger, (3) Hutan Pinus Asri Karangasem dengan menara yang unik, (4) Puncak Becici hyang pernah dikunjungi presiden Amerika Serikat Barack Obama, 29 Juni 2017.  (5) Jurang Tembelan  Kanigoro dengan perahu bambunya di atas jurang yang memukau, (6) Kebun buah Mangunan, (7) Rumah ranting Seribu Songgo Langit, (8) Bukit lintang Sewu yang menghamparkan ribuan bintang dan gemerlap lampu malam, (9) Bukit Panguk Kediwung dengan keindahan sunrisenya  (10) Tebing Watu Mabur (11) Watu Goyang, (12) Watu Ngadek, (13) Bukit Mojo Gumelem  (14) Grojogan Lepo Dlingo dan (15) Air Terjun Randusari.

Perahu bambu Jurang Tembelan.  Foto:dokumentasi pribadi
Perahu bambu Jurang Tembelan.  Foto:dokumentasi pribadi

Jurang Tembelan Kanigoro

Setelah melewati Kawasan Hutan Pinus Mangunan dengan pepohonan yang rimbun jeep yang kami tumpangi menuju Jurang Tembelan.  Destinasi ini hanya berjarak 1,7 km dari hutan Pinus Mangunan. Jarak dengan Kebun Buah Mangunan sekitar 1,2 km. Kami tiba di tempat ini pukul 11.10. Begitu jip berhenti di halaman Jurang Tembelen ini, guru pegawai lalu mencari beberapa spot foto yang menarik. 

Ada beberapa spot foto yang indah dan alami di tempat ini. Beberapa yang sering dipakai adalah gardu kecil di atas jurang. Spot foto yang menjadi idola berbentuk perahu yang dirangkai dari bambu menjorok dari tepi jurang. Di bawahnya terdapat sungai dan jalan yang berkelok-kelok dan beberapa rumah penduduk. Sebuah perpaduan komposisi sungai, jalan, rumah-rumah penduduk, pepohanan pegunungan yang artistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun