Selasai mengambil foto dan rekaman video rombangan jeep menelusuri Jalan Margo Mulyo menuju Jalan Dahromo. Sebuah perjalanan diantara pepohonan yang rimbun dan pemandangan alami yang menawan. Apalagi ketika sampai di Jalan Hutan Pinus Ngajir. Di kiri kanan jalan terlihat deretan pohon pinus menjulang tinggi. Karena itulah kawasan ini dinamai Hutan Pinus Mangunan.
Di Sabtu pagi itu ternyata di tempat ini sudah ada beberapa rombongan wisata yang melakukan berbagai aktivitas. Sungguh, pohon yang mendominasi hutan ini menciptakan suasana yang sejuk dan asri. Selain pinus, terdapat juga berbagai jenis pohon lainnya, seperti akasia, mahoni, dan kayu putih.
Hutan ini ternyata tak kalah indah dengan Hutan Black Forest, Jerman dan Crooked Forest, Polandia. Berbeda dengan The Crooked Forest, Hutan Pinus Mangunan tumbuh lurus menjulang tinggi sedangkan Crooked Forest dipenuhi Pinus yang melengkung pada batang bagian bawah sebagi ciri keunikannya.
Manfaat Ekonomis dan manfaat ekologis
Di lahan seluas hampir 500 hektare tersebut keberadaan pohon-pohon pinus tersebut sangat memberikan manfaat ekonomis dan manfaat ekologis yang penting bagi masyarakat sekitar.
Peran ekonomis  terlihat dari nilai kayu dan getah pinus. Bagian batang pohon pinus dapat disadap untuk diambil getahnya. Getah pohon ini dapat diolah menjadi bahan dasar pengencer cat. Kayu pohon pinus bermanfaat untuk konstruksi, korek api, kertas dan lain sebagainya. Produksi getah pohon pinus ini selama ini dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH). Mereka tergabung dalam wadah Koperasi Notowono. KTH ini di tahun 2018 sudah beranggotakan 295 orang.
Produk dari tanaman ini selain getah pinus adalah , gondorukem, dan terpentin. Gondorukem ini merupakan produk yang sangat penting sebagai bahan baku industri cat, keramik, plastik, tinta, politur, farmasi dan kosmetik.
Aroma pohon pinus kerap digunakan untuk terapi. Tidak hanya itu ada beragam manfaat lain yang bisa kita rasakan dari pohon pinus ini bagi kesehatan. Minyak pinus yang terbuat dari resin batang pinus bermanfaat untuk meredakan nyeri otot. Penelitian di Universitas Kyoto Jepang menunjukkan bahwa berjalan-jalan di hutan pinus selama 15 menit per hari mampu menurunkan stres karena aroma pohon pinus bisa menenangkan emosi.
Tak hanya itu, tahun 1940-an peneliti Prancis menemukan bahwa kulit pohon pinus dan daun jarumnya mengandung banyak vitamin C. Â Para peneliti ini menemukan bahwa pohon pinus kaya akan antioksidan, yaitu flavonol dan bioflavonoid.
Selain itu secara ekologis hutan berperan dalam proses daur air. Kawasan hutan ini menjaga kwualitas udara, mencegah erosi tanah, dan menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa. Beberapa satwa yang dapat ditemukan di Hutan Pinus Mangunan antara lain burung, kera ekor panjang, tupai, dan berbagai jenis serangga.