Hanya ada satu kereta
Melintas di setiap pagi
Dalam peluit yang menggema
di ruang rindu dan bilik impian.
Aku ingin duduk bersamamu dekat jendela
Memandang hijaunya lembah, biru pegunungan
bentangan percik lautan dan putihnya mega-mega
Lalu kita sama-sama memahat angkasa
Menjelma setangkai kuas berbulu rindu
Mencoba melukis dunia dengan senyum dan salam sapaMu
Sebelum sampai stasiun terakhir: memeluk 99 asmaNya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!