Tanggal 21 April selalu diperingati sebagai hari Kartini. Tanggal itu adalah tanggal kelahiran Raden Ajeng Kartini. Tokoh yang tak bisa dilepaskan dari pendidikan dan emansipasi kaum wanita. Dari dahulu saya selalu bertanya mengapa hanya tanggal lahir Kartini saja yang diperingati sebagai hari nasional. Bukankah di Indonesia banyak tokoh-tokoh wanita yang tak kalah hebatnya.
Di Aceh kita mengenal Cut Nyak Dien. Pahlawan wanita ini lahir di Lampadang, Aceh, 1848. Wanita perkasa istri Teuku Umar ini mengangkat pedang mengusir penjajah meneruskan suaminya. Semangat perjuangan yang menyala-nyala, saya rasa belum ada wanita yang menyamainya.
Di Sulawesi Utara di tahun 1872 kita mengenal Maria Walanda Maramis. Wanita ini tahun 1917, mendirikan Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya (PIKAT) untuk memberikan pendidikan pada perempuan yang telah menamatkan sekolah dasar.
Dari Kerajaan Mataram kita ketahui pahlawan wanita bernama Nyi Ageng Serang. Wanita yang lahir bernama Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi ini putri dari Pangeran Natapraja, penguasa Serang bagian. Ketika Perang Jawa berlangsung, Nyi Ageng Serang ikut serta melawan Belanda. Dalam usia 73 tahun (di atas tandu), Nyi Ageng Serang membantu Pangeran Diponegoro bertempur selama 3 tahun.
Kartini menuliskan pemikirannya. Walaupun dalam format surat tetapi pemikirannya itu menjadi abadi hingga sekarang.
Begitulah kenyataannya, Indonesia tak kekurangan dengan wanita-wanita hebat dan perkasa. Masih banyak tokoh-tokoh lain yang belum disebut.
Dalam hari Kartini ini perkenan saya tulis pantun untuk wanita yang mencerdaskan perempuan ini
KARTINI DALAM PANTUN
Di barat Rembang kabupaten Pati
Lasem sungai terbesar di jawa
RA Kartini itu ibu emansipasi
21 april hari kelahirannya
Little Tiongkok Rembang kotanya
Juga disebut Cola-nya Jawa
Ibu kartini lahir di kota jepara
Delapan belas tujuh sembilan tahunnya