Misalnya,Â
"Cepatlah nikah, apalagi yang ditunggu? Anak tante yang seumuran kamu udah nikah semua loh"
"Kok anakmu umur setahun belum bisa jalan? Anakku dulu umur segini udah bisa lari-lari"
"Anak jangan cuma satu dong, minimal 2 lah! Kasihan anak, biar ada temannya"
Karena pertanyaan dan komentar bernada sok tau sejenis ini bisa bikin seseorang merasa nggak nyaman, tersinggung atau bahkan sakit hati sehingga memilih untuk menjauh dari acara silaturahmi.
Menurutku pesan untuk menjaga lisan tersebut sangat baik agar semakin banyak orang yang berkesadaran bahwa hal itu memang sebaiknya dihindari.Â
Apalagi bagi orang yang selama ini mengucapkan perkataan sejenis dengan maksud hanya untuk berbasa basi atau sekedar membuka obrolan.
Walau demikian, bukan jaminan bahwa seseorang akan bebas dari komentar kurang menyenangkan begitu karena tetap ada saja orang yang mungkin mengucapkannya.Â
Orang tertentu yang mungkin tidak punya empati. Orang yang punya rasa kepo terlalu tinggi. Orang tertentu yang merasa berhak mengetahui urusan pribadi orang lain, karena dia anggap bagian dari keluarga besar. Orang yang sulit mengendalikan lidahnya dari perkataan sia-sia tanpa memikirkannya terlebih dahulu dampaknya bagi orang lain.
Bila saat bersilaturahmi ternyata ada orang yang berkomentar begitu kepadamu, lantas apakah hal itu harus merusak hari mu?
Haruskah hal itu membuatmu begitu sakit hati?Â