Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Maladaptive Daydreaming - Mungkin Ini Alasan Aku Tak Pernah Berniat Bunuh Diri

30 Desember 2023   07:57 Diperbarui: 30 Desember 2023   08:15 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat Buruk Maladaptive Daydreaming

Akan tetapi hidup dalam dunia fantasi ini sebenarnya bukan hal yang baik. Siklus hidupku seperti sedang berputar dalam lingkaran setan. Hanya berputar pada kegiatan melarikan diri dari kepahitan kenyataan dengan membuat kehidupan lain dalam imajinasiku dan menghabiskan waktu untuk melamunkannya. Waktu habis terbuang sia-sia membuat hidupku tidak produktif dan malah kinerjaku semakin menurun. Melihat gap yang terlalu jauh dari khayalan dengan kenyataan membuatku makin frustasi lalu kembali berlari dari kenyataan dengan membuat imajinasi baru.

Begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia membuatku jadi tak produktif dan sulit fokus mencapai suatu tujuan. Misalnya aku ingin jadi juara dalam suatu lomba, alih-alih menggunakan waktu untuk belajar, aku memilih untuk melamunkan bahwa aku sudah mencapai prestasi itu dan bahkan lebih besar dari itu. Aku juga kadang belajar sekedarnya saja karena terganggu oleh lamunan.

Aku menjadi menarik diri dari pergaulan sehingga aku tak punya kehidupan sosial yang baik.

Aku sering lupa pada orang-orang yang pernah berinteraksi denganku di suatu waktu. Karena saat bertemu mereka, mungkin secara fisik aku berada di tempat itu, namun pikiranku melayang-layang di dunia fantasi.

Satu hal lagi, aku takut, karena di dunia fantasi begitu indah sementara dunia nyata begitu berat, bisa-bisa membuatku tak mau balik ke dunia nyata. Keterusan hidup di dunia fantasi, lama-lama mungkin aku bisa jadi orang gila.

Melamun seperti menjadi suatu kecanduan yang sulit untuk dikendalikan. Seringkali aku berusaha untuk menghentikannya dan fokus pada kehidupan nyata. Namun tidak mudah melepaskannya begitu saja. Mungkin karena hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan sejak anak-anak hingga usia dewasa sekitar 30 tahunan.

Bagaimana Melepaskan Diri dari Maladaptive Daydreaming

Aku dulu berpikir bahwa hal itu hanya karena imajinasiku yang terlalu liar dan tak terkendali. Sampai pada suatu saat aku menyadari, hal itu ternyata ada pemicunya.

Pemicunya adalah aku merasa diriku tak berharga sama sekali. Aku juga punya mindset yang salah akan apa yang akan membuatku berharga seperti pada penampilan fisik, materi dan prestasi.

Melalui suatu perjalanan panjang, akhirnya aku bisa meminimalisir bahkan melepaskan diri dari kebiasaan buruk MD ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun