Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebaya Tanpa Payet - Dilema Bergaya Hidup Sedernana

27 Desember 2023   17:21 Diperbarui: 27 Desember 2023   17:28 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dan kesempatan itu pun datang saat adik iparku akan menikah. Saat bahan seragam keluarga dibagikan, aku mulai berpikir keras mau dibikin seperti apa bahan seragam itu.

Foto ibu mempelai pria tadi kembali aku lihat. Ya, aku mau bikin model kebaya kutu baru tanpa payet seperti yang dikenakannya. Namun, aku mulai merasa bimbang. Ini model tampaknya terlalu sederhana. Aku mulai nyari model kebaya kutu baru lain di internet dan terkesima dengan betapa banyaknya model yang cantik dan mevah dengan kilauan payet-payet indah.

Aku mulai ragu apakah ingin tetap mengikuti inspirasi penampilan sederhana wanita itu.

Apalagi saat lagi berbincang tentang model kebaya dengan seorang saudara sepupu yang suka ke pesta Batak dan punya selera lumayan bagus dalam hal per kebaya an.

Dia berkata bahwa seragam keluarga dalam acara nikahan tadinya dibuat untuk tidak menimbulkan kesenjangan sosial. Karena seragam itu bisa menyamarkan si miskin dan si kaya. Namun pada prakteknya, orang-orang yang mau jahit kebaya untuk pesta, pada akhirnya merasa perlu untuk tetap menunjukkan siapa dirinya.

Kata sepupuku itu lagi, keadaan ekonomi seseorang bisa dinilai dari payet di kebaya yang dikenakannya dalam suatu pesta. Bila payetnya banyak berarti dia orang kaya, bila payetnya sedang berarti dia dari ekonomi menengah dan bila sama sekali tak ada payetnya, berarti fix, ini orang miskin!

Makin bayak payet, makin berkilau berarti makin bisa dipastikan dia orang berada.

Saudara sepupuku mengatakan itu dengan nada becanda tapi lumayan juga membuatku mikir.

Okelah, si ibu mempelai pria itu tadi adalah orang yang beneran kaya. Dia tak merasa perlu untuk membuktikan diri pada siapapun tentang keadaan ekonominya. Dia mau pake kebaya tanpa satu payet pun dia tetap terlihat anggun dengan aura orang kaya yang memang menempel kuat pada dirinya.

Bagaimana dengan aku?

Sebagaimana orang miskin pada umumnya, aku tak ingin terlihat miskin. Aku tak ingin terlihat seperti gembel. Aku ingin tampak wah dan memukau. Aku tak ingin kalah dari penampilan orang-orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun