Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merdeka dari Kekhawatiran akan Apa Nanti Kata Orang

17 Agustus 2023   07:04 Diperbarui: 17 Agustus 2023   14:01 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perasaan damai ketika tidak khawatir akan apa kata orang lain. Sumber: Kompas.com

Saat seseorang baru punya satu orang anak, orang mulai  menanyakan, kenapa anaknya cuma satu? Kenapa nggak nambah lagi? Akhirnya dia menambah anak agar hidupnya mendapat persetujuan dari orang lain.

Seorang wanita yang hidupnya begitu menderita oleh kelakuan  suaminya yang KDRT namun sulit mengambil keputusan. Dia ditahan oleh kekuatiran akan apa nanti kata orang kalau pernikahanku gagal? Kalau aku jadi janda?

Seringkali "Apa nanti kata orang?" seolah menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam bertindak.

Tapi bila kita renungkan, sebenarnya kata orang manakah yang dimaksud?

Orang mana yang sedang mengawasi dan mengikuti setiap tahapan hidupmu untuk  memastikanmu berjalan di track yang benar?

Dan siapa yang menjamin bahwa track itu memang adalah yang paling benar?

Setiap orang punya selera, sudut pandang dan penilaian yang berbeda dalam memandang suatu hal. Standar  hidup siapa yang kita jadikan patokan untuk diikuti?

Apakah bila masyarakat umum melakukannya, maka kita juga harus melakukan hal yang sama? Sementara masyarakat di suatu tempat dengan tempat yang lain juga punya budaya yang berbeda. 

Bila hidup hanya untuk mengejar apa yang umum di masyarakat, alangkah melelahkan dan membingungkannya hidup ini.

Dalam buku The Purpose Driven Life, Rick Warren mengatakan bahwa Tuhan menciptakan setiap manusia di bumi untuk suatu tujuan yang berbeda-beda.

Setiap orang punya tugas yang khusus yang hanya dapat dilakukan oleh orang tersebut dengan segala keunikan yang diberikan Tuhan padanya. Baik itu latar belakang keluarga, kemampuan, kepribadian, karunia dan bakat-bakat alami yang dia miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun