Menulis dalam hal ini disebut menulis ekpresif (Expressive Writing). Menulis ekpresif dapat membantu seseorang untuk memahami dirinya dengan lebih baik, dalam menghadapi depresi, stress, kecemasan, adiksi, ketakutan terhadap penyakit, kehilangan, serta perubahan dalam kehidupannya.
Menurut pengalamanku, ada kalanya aku merasa sedang gelisah, pikiran kacau oleh banyak hal yang terasa menyesaki dada. Ada rasa terluka, marah, sedih, kecewa, malu, takut, putus asa, namun aku sendiri kadang sulit untuk mendeskripsikan perasaanku.
Saat aku ingin bercerita ke orang lain, kadang juga aku tak menemukan orang yang tepat untuk diajak curhat. Orang yang bisa memahami perasaanku, yang cukup peduli untuk mendengarkan keluh kesah dan yang bisa dipercaya untuk menjaga kerahasiaan ceritaku.
Curhat pada orang yang tidak tepat selain tidak memberikan respon yang tepat juga malah bisa bikin kesal dan menyesal, kenapa ya tadi harus cerita pada orang ini? Jadi seperti menambahi beban pikiran yang tadinya udah berat.
Namun, masalah yang dipendam dan beban yang dipikul sendiri bisa membuat pikiran menjadi lelah dan memengaruhi kesehatanku. Jadi aku memilih bercerita pada diriku sendiri dengan menuliskan curahan hatiku.
Aku biasa menulis jurnal harian mengenai berbagai hal yang aku alami sehari-hari. Hal yang aku rasakan, yang bikin aku happy, yang bikin aku sedih, apa yang aku harapkan, masalah yang memenuhi pikiranku, pelajaran atau hikmah yang aku dapatkan dari suatu peristiwa dan berbagai hal lain yang terlintas di pikiran.
Dengan menulis aku bisa mengekspresikan perasaanku dengan lebih jelas dan aman tanpa harus ada bagian yang ditutup-tutupi. Aku bebas menuliskan semua perasaan, semua emosi dan segala hal dalam pikiranku. Kalau cerita ke orang lain, mungkin aku merasa malu atau takut dinilai negatif.
Saat pikiran lagi pusing karena banyak masalah, menulis rasanya seperti memindahkan banyak masalah-masalah yang lagi berkumpul di pikiranku ke media tulis. Bisa di gadget atau di kertas.
Setelah ditulis, pikiran jadi lebih plong. Aku pun bisa lebih memahami perasaanku dan bisa melihat dengan lebih jelas apa aja sebenarnya masalahnya.
Kalau cuma disimpan di pikiran, pikiran jadi ruwet dan masalah tampaknya jadi makin rumit.
Saat udah ditulis di kertas, aku bisa lihat dengan jelas "Oh masalahnya begini toh..!, Oh, aku kesalnya karena ini" Aku jadi bisa melihat masalah itu dari sudut pandang yang lebih luas, dari sudut pandang yang lebih netral.