Karena itu aku dan suami sepakat untuk menghentikan El dari kecanduan gadget. Beberapa upaya kami lakukan dengan bersungguh-sungguh, sebagai berikut:
Memberi Teladan
Children See, Children Do. Anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Kalau setiap hari ayah dan ibunya sibuk mantengin gadget, anak juga jadi penasaran ingin melakukan hal yang sama.
Jadi hal pertama yang kami lakukan adalah memberi teladan yang pantas dia tiru dengan membatasi penggunaan gadget. Kami sama sekali tidak bermain gadget di depan anak. Kalau ada keperluan mendesak, kami akan ke ruangan lain dan tak terlihat sedang memegang gadget oleh El.
Kami juga meminta kerja sama dari orang-orang yang berinteraksi dengan El, baik tetangga, nenek, tante dan lain-lain untuk tidak main gadget di depan El dan untuk tidak lagi memberikan El tontonan di gadget seperti yang selama ini sering kami lakukan.
Konsisten dengan Aturan yang dibuat
Pada awalnya, yang sulit adalah mengubah kebiasaan diri sendiri dan mengendalikan keinginan untuk sering-sering main gadget. Tapi aku dan suami berusaha konsisten dengan aturan yang telah kami sepakati.
Bila orangtua melarang anak main gadget saat lagi makan, tapi orangtua itu sendiri main gadget, anak akan merasa orangtuanya tidak adil.
Bila orangtua meminta anak menyimpan gadgetnya, waktunya anak tidur, tapi begitu anaknya nangis-nangis merengek minta gadget, orangtua merasa tak tega dan segera memberikan lagi, maka si anak akan berpikir orangtuanya plin-plan dan bisa diakali dengan drama tangisan.
Menurut Steinberg dalam The Ten Basic Principles of Good Parenting, alat pendisiplinan yang paling penting adalah konsistensi. Jika aturan Anda bervariasi dari hari ke hari dengan cara yang tidak dapat diprediksi atau jika Anda menerapkannya hanya sesekali, perilaku buruk anak Anda adalah kesalahan Anda, bukan kesalahan dia. Semakin otoritas Anda didasarkan pada kebijaksanaan dan bukan pada kekuasaan, semakin sedikit anak Anda akan menantangnya.
Menghabiskan Waktu Lebih Banyak dengan Anak