Peran dan tanggung jawab saya dalam melakukan praktek pembelajaran ini adalah mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat guna meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Saya juga bertanggung jawab untuk mengupayakan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan serta melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti yang telah saya rencanakan dalam RPP. Selain itu, saya juga bertanggung jawab menilai aktivitas pembelajaran baik penilaian sikap, pengetahuan maupun keterampilan siswa sebagai cara untuk mengukur keberhasilan dalam praktik pembelajaran ini.
    Â
Berdasarkan hasil kajian literature, hasil wawancara pada Kepala Sekolah, Guru (Bidang Kurikulum) dan guru sejawat serta hasil refleksi saya atas kegiatan pembelajaran yang telah saya lakukan sebelumnya, diketahui bahwa tantangan dalam mencapai tujuan pembelajaran ini adalah siswa tidak tertarik dengan kegiatan pembelajaran, siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran, siswa tidak memahami materi, metode yang digunakan tidak sesuai, pembelajaran berpusat pada guru, guru tidak mengintegrasikan TPACK dalam kegiatan pembelajaran, Â guru kurang memotivasi siswa, guru belum maksimal dalam mengelolah kelas, serta guru kurang memperhatikan siswa selama kegiatan pembelajaran
Kegiatan praktek pembelajaran yang saya lakukan ini pun tidak terlepas dari pihak-pihak yang selalu mendukung dan memotivasi saya. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktek pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
- Peserta didik kelas V-B UPTD SD Inpres Bungawaru yang berjumlah 30 orang; yang terlibat langsung sebagai objek dari praktek pembelajaran ini.
- Kepala Sekolah, Guru (Bidang Kurikulum), guru sejawat serta Pegawai Tata Usaha sekolah yang selalu mendukung dalam melaksanakan praktek pembelajaran ini.
- Dosen Pembimbing serta Guru Pamong yang dipercayakan oleh Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk membimbing dan memotivasi dalam setiap rencana penyusunan praktek pembelajaran.
- Teman-teman guru dalam kelas A - Pendidikan Bahasa Inggris, PPG Dalam Jabatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tahun 2022 yang selalu mendukung terlaksananya kegiatan praktek pembelajaran.
    Â
Berkaitan dengan tantangan dalam meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran, langkah-langkah yang saya lakukan guna memecahkan masalah tersebut sebagai berikut:
- Melakukan kajian literature serta wawancara  kepada beberapa pihak tentang solusi untuk mengatasi ketidakaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
- Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi ketidakaktifan siswa serta cara meningkatkan minat siswa pada kegiatan pembelajaran.
- Merancang model pembelajaran yang dapat mengatasi ketidakaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam RPP.
- Menyiapkan media pembelajaran TPACK berupa PPT dan Video pembelajaran
- Menyiapkan aplikasi online sebagai media untuk memilih nomor siswa saat akan melakukan presentasi
- Menyiapkan LKPD sebagai alat ukur hasil pembelajaran yang mana diharapkan siswa tidak hanya aktif tetapi juga dapat memahami materi yang disampaikan guru.
Strategi yang saya siapkan dalam mencapai tujuan praktek pembelajaran ini adalah menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) yang dikombinasikan dengan beberapa hal sebagai berikut:
- Metode Number Head Together (NHT)
- Number Head Together (NHT) adalah tipe pembelajaran kooperatif yang mengelompokan peserta didik menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap anggota kelompok diberi nomor dan diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan guru, saat terdapat kelompok yang ingin menjawab pertanyaan, maka guru akan memilih secara acak salah satu siswa dari anggota kelompok tersebut dengan cara memilih dengan acak nomor yang telah dimiliki masing-masing anggota kelompok penjawab.
- Metode ini sangat cocok digunakan dalam praktek pembelajaran ini terutama dalam kegiatan matching words & pictures serta dalam kegiatan membuat kalimat menggunakan media sentence builder cards yang diberikan secara acak untuk tiap anggota kelompok. Metode ini menuntut siswa untuk bertanggung jawab atas tugasnya tetapi juga tetap aktif dan mengutamakan kerja sama kelompok dalam menyelesaikan masalah yang akan dipecahkan dalam kelompok.
- Media
- Gambar & Kartu Kata ( Untuk kegiatan menjodohkan kata dan gambar)
- Video
- Sentence Builder Cards ( Untuk kegiatan membuat kalimat bahasa Inggris)
- Picker Wheel Application ( sebagai media menentukan nomor dari siswa yang akan menyampaikan tugas)
Praktek pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan; pertemuan 1 pada tanggal 26 November 2022 dan pertemuan ke 2 pada tanggal 28 November 2022. Pelaksanaan praktik pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dengan mengacu pada sintak sebagai berikut;
- Orientasi siswa pada masalah; pada tahap ini, saya menampilkan gambar Bumi dan meminta siswa mendeskripsikan warna dan bentuknya. Melalui beberapa pertanyaan penuntun, siswa menemukan masalah yang akan mereka selesaikan.
- Mengorganisasikan siswa; pada tahap ini, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok terdapat 5 siswa, kemudian setiap anggota kelompok menomorkan diri agar dapat bertannggung jawab atas tugas masing-masing. Pada tahap ini, guru memberikan gambar serta kartu kata (Shapes & Colors) dan meminta siswa untuk mencocokkan gambar dan kata tersebut. Kegiatan ini menuntut siswa untuk bekerja sama karna jika salah seorang siswa memilih kartu kata yang salah, maka akan ada beberapa teman yang menghasilkan jawban yang salah. Â Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi hasil. Siswa yang mempresentasikan hasil kerja akan dipanggil menggunakan aplikasi picker wheel. Jawaban yang disampaikan siswa sengaja tidak dikoreksi. Saya ingin siswa menemukan jawaban yang benar setelah mengikuti kegiatan lanjutan.
- Membimbing penyelidikan individu atau group; Pada tahap ini, siswa menonton video dan melakukan kegiatan "listen and repeat" untuk melatih pelafalan bahasa Inggris dan memperkaya kosakata. Sambil menonton, siswa dapat mengoreksi hasil kerja mereka pada tes sebelumnya. Pada tahap ini juga siswa diminta untuk menganalisis struktur kalimat Simple Present Tense yang berkaitan dengan Shapes and Colors. Setelah mendapat penjelasan singkat dari guru, siswa kemudian diminta menganalisis beberapa kalimat yang kembali lagi akan disampaikan menggunakan metode  Number Head Together.
- Mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja; siswa diminta membuat kalimat Simple Present Tense menggunakan media sentence builder card. Kegiatan dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok melalui masing-masing anggota yang telah diberi nomor. Dalam kegiatan prsentasi, siswa dipanggil menggunakan aplikasi picker wheel. Pada kegiatan ini, tampak dengan jelas adanya antusias yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal dan kemampuan dalam aktifitas HOTS yang secara spontan dilakukan saat kegiatan prsentasi
- Â Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah; dalam kegiatan praktek ini, untuk kegiatan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah sudah dilaksanakan berdampingan dengan kegiatan presentasi.
Dalam rangka melancarkan praktek pembelajaran ini, sumber daya serta materi yang diperlukan ialah berupa  bahan ajar, media pembelajaran (Video, gambar, PPT) serta LKPD. Ada pula peralatan yang diperlukan berupa Laptop, Infokus serta Loud Speaker dan alat tulis lainnya.
   Â
Dampak dari penggunakan model pembelajaran problem-based learning, metode Number Head Together (NHT) yang dikombinasikan dengan pembelajaran TPACK untuk meningkatkan keaktifan serta minat siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris khususnya untuk materi "Shapes & Colors"  pada siswa kelas V-B di UPTD SD Inpres Bungawaru, dengan yakin saya katakan efektif dan berhasil. Hal ini terindikasi dengan  meningkatnya aktivitas dan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, adanya kerja sama tim dalam memecahkan masalah, kemampuan siswa menganalisis struktur kalimat secara HOTS, siswa mempresentasikan hasil kerja secara individu dan tidak bergantung pada teman kelompok, siswa mampu berkomunikasi dengan guru , serta keberanian siswa mengucapkan kaliamat dalam bahasa Inggris. Praktek pembelajarn ini juga dinilai efektif dan berhasil yang ditandai dengan peningkatan nilai siswa saat mengerjakan tugas yang dibuktikan lewat hasil kerja. Pada praktek pembelajaran inipun saya mengindikasi adanya keterampilan 4C Pembelajaran abad 21 (Critical Thinking, Creativity, Collaboration dan Communication) dari peserta didik selama kegiatan pembelajaran.