Nama saya Rosanita Yuentin Tiwa, Saya adalah seorang guru Bahasa Inggris di UPTD SD Inpres Bungawaru dan saat ini merupakan salah satu peserta PPG Daljab 2022 kategori 2. UPTD SD Inpres Bungawaru berada di kota Kalabahi, Kabupaten Alor, provinsi Nusa Tenggara Timur, salah satu surga di timur matahari. UPTD SD Inpres Bungawaru merupakan salah satu sekolah dasar di kota Kalabahai yang memiliki jumlah siswa yang tak sedikit. UPTD SD Inpres Bugawaru dalam 6 tahun terakhir ini selalu mengawali tahun pelajaran dengan jumlah siswa lebih dari 450 orang.Â
Sebagai tempat untuk mencerdaskan generasi bangsa, terutama dalam menanggapi tuntutan jaman globalisasi dan digitalisasi, UPTD SD Inpres Bungawaru merupakan salah satu sekolah dasar di Kabupaten Alor yang telah memuat Bahasa Inggris dalam dokumen I KTSP sebagai salah satu pelajaran yang perlu diajarkan pada peserta didik.Â
Bahasa Inggris merupakan salah satu substansi dari pelajaran Mulok yang diajarkan saat sekolah menerapkan kurikulum 2013, kemudian menjadi pelajaran pilihan saat sekolah mulai menerapkan kurikulum merdeka di tahun 2022. Berkaitan dengan pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar, melalui tulisan ini saya ingin berbagi hasil praktek mengajar yang saya anggap sebagai salah satu praktek baik yang telah saya lakukan pada siswa kelas V-B di UPTD SD Inpres Bungawaru khususnya pada materi "Shapes and Colors".
   Â
Bahasa Inggris telah lama menjadi bagian integral dari sistem pendidikan Indonesia. Bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang awalnya hanya diajarkan di tingkat pendidikan tinggi, namun seiring berjalannya waktu permintaan akan pengetahuan bahasa Inggris meningkat sehingga  memaksa adanya perubahan dalam program pengajaran bahasa Inggris. Dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa, pemerintah akhirnya mulai memperkenalkan kelas bahasa Inggris pada jenjang pendidikan yang lebih rendah, yaitu jenjang pendidikan dasar yang termasuk dalam mata pelajaran muatan lokal.
Muatan lokal (mulok) adalah mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Hal ini dimaksudkan agar terbentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat peserta didik tinggal. Kendati demikian, beberapa sekolah dasar di kabupaten Alor mengikutsertakan pelajaran bahasa Inggris dalam pelajaran Mulok. Di UPTD SD Inpres Bungawaru, pelajaran mulok memiliki 2 substansi yaitu pelajaran Pendidikan Lingkungan Sosial dan Budaya Daerah (PLSBD) yang mana diajarkan untuk membentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan lokal di Kabupaten Alor, serta pelajaran bahasa Inggris  yang mana diajarkan dengan tujuan mengenalkan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional dan bekal bagi peserta didik untuk menghadapi tuntutan zaman globalisasi dan dgitalisasi.
Berdasarkan tujuan itu, melalui kompetensi inti dan kompetensi dasar, pelajaran bahasa Inggris yang diajarkan pada peserta didik sekolah dasar difokuskan pada pengenalan bunyi, pelafalan dan pengenalan terhadap kosa kata serta kalimat sederhana yang sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun berdasarkan observasi saya, tidak sedikit siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan adanya stigma bahwa bahasa Inggris sulit dipelajari karenaberbeda dalam hal tulis, bunyi maupun makna. Hal ini juga diperburuk dengan kurangnya penggunaan media pembelajaran berbasis digital serta kurangnya pembelajaran TPACK yang mana merupakan salah satu cara untuk menarik minat belajar siswa yang mana merupakan generasi Z bahkan Alpha yang lebih banyak berinteraksi dengan dunia digital.
Ketidakaktifan peserta didik dan kurangnya minat siswa dalam kegiatan pembelajaran ini ditandai dengan pasifnya peserta didik dalam merespon guru saat kegiatan pembelajaran, peserta didik menolak untuk berpartisipasi dalam kerja kelompok serta cenderung diam saat presentasi sehingga bagian mereka harus dialihkan pada teman, peserta didik lebih asik berbincang dengan temannya daripada mendengarkan penjelasan guru, nilai peserta didik yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimum  serta kemampuan peserta didik dalam memahami dan mengucapkan bahasa Inggris yang masih rendah. Pada tahap ini, sangat penting bagi seorang pendidik untuk membuat perubahan dalam kegiatan pembelajarannya. Peserta didik perlu diyakinkan bahwa dalam mempelajari bahasa Inggris, hal yang paling penting bukan kemampuan otak tetapi keterampilan dalam menggunakan bahasa yang aktif dan dinamis. Aktif dalam mendengarkan dan mengucapkan sehingga bahasa Inggris yang dipelajari akan lebih mudah diingat dan diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai pendidik yang memiliki tanggung jawab akan keberhasilan dalam kegiatan pembelajarannya, terutama tanggung jawab dalam menghasilkan peserta didik yang berprestasi dan berkemampuan global, saya merasa sangat perlu melakukan praktek pembelajaran ini terutama untuk mengatasi masalah ketidakaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris. Praktek pembelajaran ini saya bagikan karena saya yakin bahwa sebagian besar guru juga mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi saat melakukan kegiatan pembelajaran yang mana peserta didik sering tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan praktek pembelajaran ini, saya juga berharap dapat memotivasi diri sendiri juga guru lain untuk mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta semoga praktek pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi guru lain tentang bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran khususnya ketidakaktifan siswa sekolah dasar dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris.