4. Menonjolkan sisi maskulin atau feminin seseorang
Sisi maskulin ataupun feminim tidak serta merta terkait dengan gender. Carl Jung dengan konsep anima animus sebagai salah satu bentuk arketipe menyebutkan bahwa sifat feminin dapat dimiliki oleh pria dan sifat maskulin bisa dimiliki wanita. Crossdress mungkin menjadi salah satu bentuk interpretasi dalam menyalurkan sifat anima animus ini, dimana ketika seseorang melakukan crossdress, mereka akan lebih leluasa bersikap 'berbeda' dari identitas gender yang mereka miliki di masyarakat.
5. Sebagai tantangan profesionalÂ
Melihat animo masyarakat yang begitu besar, saat ini cosplay telah menjadi sebuah profesi yang dapat menghasilkan uang. Banyak para cosplayer yang melakukan crossdress karena alasan profesional, seperti atas permintaan fans, membuat photobook/photocard atau poster, kebutuhan konten media sosial, mengikuti tren, hingga untuk menaikkan popularitas.
6. Alasan pribadi
Ada beberapa cosplayer yang memilih untuk tidak mengungkapkan alasannya, bisa karena malu atau ingin menjaga privasi.
Nah kira-kira dari jawaban tersebut, apakah ada salah satu alasan yang mendorong teman-teman crossplayer melakukan crossplay? Apapun alasannya, yang terpenting adalah kegiatan cosplay ataupun crossplay harus dilakukan dengan tetap mengikuti etika dan norma masyarakat yang berlaku, begitu pula dengan para pengunjung. Yuk, ciptakan lingkungan event Jepang yang sehat dan menyenangkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H