Mohon tunggu...
Rosalin Nabila
Rosalin Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang pembelajar yang tertarik pada industri kreatif dan topik seputar psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Crossdresser pada Acara Budaya Jepang, Mengapa Hal Tersebut Terjadi?

19 Juni 2023   21:28 Diperbarui: 19 Juni 2023   21:32 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ligagame.tv/latest/cek-inilah-5-event-cosplay-tahunan-di-indonesia

4. Menonjolkan sisi maskulin atau feminin seseorang

Sisi maskulin ataupun feminim tidak serta merta terkait dengan gender. Carl Jung dengan konsep anima animus sebagai salah satu bentuk arketipe menyebutkan bahwa sifat feminin dapat dimiliki oleh pria dan sifat maskulin bisa dimiliki wanita. Crossdress mungkin menjadi salah satu bentuk interpretasi dalam menyalurkan sifat anima animus ini, dimana ketika seseorang melakukan crossdress, mereka akan lebih leluasa bersikap 'berbeda' dari identitas gender yang mereka miliki di masyarakat.

5. Sebagai tantangan profesional 

Melihat animo masyarakat yang begitu besar, saat ini cosplay telah menjadi sebuah profesi yang dapat menghasilkan uang. Banyak para cosplayer yang melakukan crossdress karena alasan profesional, seperti atas permintaan fans, membuat photobook/photocard atau poster, kebutuhan konten media sosial, mengikuti tren, hingga untuk menaikkan popularitas.

6. Alasan pribadi

Ada beberapa cosplayer yang memilih untuk tidak mengungkapkan alasannya, bisa karena malu atau ingin menjaga privasi.

Nah kira-kira dari jawaban tersebut, apakah ada salah satu alasan yang mendorong teman-teman crossplayer melakukan crossplay? Apapun alasannya, yang terpenting adalah kegiatan cosplay ataupun crossplay harus dilakukan dengan tetap mengikuti etika dan norma masyarakat yang berlaku, begitu pula dengan para pengunjung. Yuk, ciptakan lingkungan event Jepang yang sehat dan menyenangkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun