Mohon tunggu...
Rosalia Aini La'bah
Rosalia Aini La'bah Mohon Tunggu... -

Hidup adalah perjuangan !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kandungan Kedelai Sebagai Salah Satu Bahan Pangan di Indonesia

12 Januari 2012   12:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:58 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kadar(%)

Bahan Kering

Protein Kasar

Serat

Lemak

NDF (Neutral Detergent Fiber)

ADF (Acid Detergent Fiber)

Abu

Ca (Kalsium)

P (Posfor)

Eb (Energi per bit) (Kkal/kg)

13.3

21,0

3.58

10.49

25.63

51,93

2.96

0.53

0.24

4730

*)Tarmidi, 2003

2.4Lemak Pada Ampas Tahu

Ampas tahu mengandung bahan organik maupun anorganik yang masih dapat dimanfaatkan. Bahan organik yang masih belum dimanfaatkan adalah lemak. Kadar lemak dalam ampas tahu adalah 10.49% (Tarmidi, 2003). Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta memiliki sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena(C6H6), n-heksan (C6H14) dan pelarut organik non-polar lainnya yang memiliki polaritas tidak jauh berbeda dengan solutenya.

Minyak dan lemak terdiri atas trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, bergantung pada komposisi asam lemak yang menyusunnya. Trigliserida pada ampas tahu berbentuk cair karena mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari pada asam lemak jenuhnya.Lemak dan minyak merupakan nutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Sebagai sumber energi, lemak lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak/minyak dapat menghasilkan 9 Kal/g sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kal/g.

Kebutuhan lemak dan minyak di dunia meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk. Mengingat kebutuhan lemak yang terus meningkat maka perlu dicari suatu sumber lemak dan minyak alternatif yang mengandung senyawa-senyawa yang mendukung kesehatan yaitu senyawa asam lemak tidak jenuh jamak (Polyunsaturated Fatty Acid / PUFA). Salah satu sumber alternatif yang dapat digunakan adalah ampas tahu.

2.5Biodiesel

2.5.1Pengertian Biodiesel

Biodiesel didefinisikan sebagai metil ester yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau hewan dan memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar di dalam mesin diesel. Keunggulan dari bahan bakar ini adalah dalam melakukan kendali kontrol polusi, dimana biodisel lebih mudah dari pada bahan bakar diesel fossil karena tidak mengandung sulfur bebas dan memiliki gas buangan dengan kadar pengotor yang rendah dan dapat didegredasi (Wirawan dan Tambunan, 2006).

Biodiesel memiliki beberapa kelebihan lain dibanding bahan bakar diesel petroleum. Kelebihan tersebut antara lain :

1. Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi

2. Mempunyai bilangan setana yang tinggi.

3. Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan NOx.

4. Terdapat dalam fase cair.

2.5.2Spesifikasi Bahan Baku Biodiesel

Bahan baku yang akan diproses menjadi biodiesel terlebih dahulu diketahui komposisinya. Bahan baku biodiesel yang belum sesuai dengan standar harus dilakukan pretreatmen terlebih dahulu untuk memastikan biodiesel yang dihasilkan sesuai standar. Parameter bahan baku antara lain adalah:

Tabel 2.3 Komposisi Standar Bahan Baku Untuk Biodiesel

Komponen

Kadar maksimal

Kandungan Pospor

Unsaponifiables

Kandungan air

FFA

Soap

1%

1 %

0.05%

0.5%

50 ppm

*)Anderson,2003

2.5.3Proses Pembuatan Biodiesel

Proses pembuatan biodiesel adalah proses pereaksian asam lemak dengan alkohol yang membentuk metil ester. Alkohol yang biasa digunakan untuk pereaksi adalah metanol. Metanol sering digunakna karena merupakan alkohol yang mudah dan murah, sehingga cocok untuk pembuatan biodiesel komersial. Pembuatan biodiesel dapat menggunakan katalis asam maupun katalis basa. Proses pembentukan metil ester dengan menggunakan katalis asam disebut dengan esterifikasi, dan pembentukan metil ester dengan katalis basa disebut transesterifikasi.

·Esterifikasi

Reaksi esterifikasi biasanya memakai asam kuat sebagai katalisnya. Asam kuat yang biasa dipakai sebagai katalis dalam proses esterifikasi adalah asam sulfat dan asam klorida, namun asam sulfat lebih sering digunakan karena kandungan air yang lebih sedikit. Reaksi esterifikasi adalah reaksi bolak-balik artinya reaksi dapat membentuk produk tetapi bisa juga berbalik berubah menjadi bahan baku lagi.

Reaksi esterifikasi:

·Transesterifikasi

Reaksi pembuatan biodiesel dengan katalis basa rentan terhadap terbentuknya sabun sebagai akibat adanya air. Terbentuknya sabun tidak diharapkan karena akan mengurangi jumlah biodiesel yang terbentuk. Terbetuknya sabun juga akan menjadikan kendala pada pengolahan selanjutnyaseperti pencucian biodiesel dan pemisahan gliserol. Untuk mencegahnya dilakukankontrol terhadap bahan baku terutama pada kandungan airnya.

Reaksi transesterifikasi:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun