Mohon tunggu...
Rosalia Rosalia
Rosalia Rosalia Mohon Tunggu... -

Saya seorang pecinta cerita, melalui cerita saya melihat banyak hal dan belajar mencintainya.\r\nhttp://www.facebook.com/pages/Pecinta-Cerita/166385583407281

Selanjutnya

Tutup

Puisi

'n' Itu Apa?

22 Februari 2011   18:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12983979151724227601

Kejadian ini tejadi di Jakarta pada tahun 1988.

“Mama, n itu berapa?” Lia mendongakkan wajahnya.

“N apa?” tanya Mama sambil meneruskan pekerjaannya.

“Nggak tau, cuma disuruh ngisi n = ....” Lia menempelkan ujung pensil di bibirnya, rasanya PR matematika hari ini aneh sekali.

“Coba bawa sini?”

Lia berdiri membawa buku PRnya ke meja seterika Mama. Biasanya kalau ditanya soal matematika Mama bisa menjawab dengan cepat, tapi kali ini Mama melihat soal-soal itu sampai lama sekali. Lalu dibacanya dengan suara pelan, “18 – 7 = n.” Mama berhenti sebentar, mengernyitkan dahi tidak mengerti. “Lha, kok n ya?”

“n itu apa sih Ma?” tanya Lia ketika melihat mamanya berhenti membaca.

“Nggak tau, Mama belum pernah denger.” kata Mama bergumam, lalu meneruskan membaca, “n = ....” muka Mama terlihat lebih serius.

Lia melihat kesulitan di wajah Mama, membuat hatinya begitu cemas. Karena itu berarti pelajaran kelas 2 sudah semakin sulit. kalau Mama yang pintar berhitung saja kesulitan, apakah mungkin Lia bisa?

“Pak guru ngajarinnya gimana?” tanya Mama.

Lia menggeleng, “Pak guru nggak bilang apa-apa.”

“Apa nanti sore kita ke rumah Tante aja, tanya sama kakak Hendri mungkin ngerti?”

Lia mengangguk, membawa kembali bukunya ke meja tamu yang dijadikannya meja belajar tiap hari. Dilihatnya kedua adiknya sedang asyik bermain. Enak sekali jadi anak kecil, nggak perlu mikir yang susah-susah. Andy masih berumur 2 tahun dan hanya tahu bermain dan makan. Sedangkan Melly yang sudah duduk di bangku TK juga boleh bermain kalau tidak suka belajar menulis. Itulah enaknya jadi anak TK, kalau tidak suka belajar boleh main. Tapi suatu hari nanti mereka juga akan masuk kelas 2 yang sangat sulit, dan pastinya akan dihukum kalau tidak mengerjakan PR. Kemarin saja, Lia mendapat 3 jitakan di kepala karena salah mengerjakan 3 soal. Aduuuh.. siap-siap besok akan dapat sepuluh jitakan dari pak guru!

***

Sore hari, Mama mengajak Lia, Melly dan Andy ke rumah Tante yang tidak terlalu jauh. Tentu saja buat Melly dan Andy ini adalah acara bermain yang menyenangkan, di sana nanti mereka akan bertemu dengan Lely yang sekelas dengan Melly di TK. Mereka akan bermain bersama, bersenang-senang, sampai tidak mau pulang lagi.

Tapi bagaimana dengan Lia? Nanti akan bertemu dengan kakak Hendri, lalu diajarin soal-soal yang sangat sulit. Pusing, pusing deh! Tapi ya mau bagaimana lagi, jadi anak SD mungkin memang harus begini. Jangan-jangan Lia tidak akan sanggup melewati kelas 2 ini, berarti tidak bisa naik kelas? Iya, pastilah nggak naik kelas, soalnya pelajaran di kelas 3 pasti lebih sulit lagi!

“Hei hei, rame-rame ke sini?” sapa Tante yang sedang menyapu di halaman tokonya.

“Iya ini Lia mau tanya PR matematika sama Hendri.” jawab Mama.

“Hendri lagi mandi bentar lagi selesai.” jawab Tante menyandarkan sapunya. Melly dan Andy langsung berlarian di halaman itu. Buat mereka, di manapun adalah taman bermain yang menyenangkan, oh.. enaknya jadi anak kecil. Sedangkan Lia membuka buku kotaknya, kembali memikirkan 'n' yang misterius itu.

“Coba Tante liat?” tanya Tante ingin tahu. Lia menyodorkan bukunya tanpa berkata apa-apa, tapi Mama yang menjelaskan persoalannya pada Tante.

“Ini lho, kok semuanya bisa sama dengan n kenapa ya?” kata Mama menunjuk sederetan huruf n di halaman buku itu.

Tante mengamati soal-soal itu, “Hm.. ini kan angkanya langsung dihitung aja? Terus dimasukin di titik-titik itu.” jawab Tante.

“Oh, langsung ngitung biasa gitu to?” tanya Mama memastikan lagi.

“Iya, Lia udah bisa ngitung kurang-kurangan kan?” jawab Tante sambil memberikan buku itu kembali. Lia mengangguk dan menerimanya, lalu menulis angka 11 untuk soal nomor 1. Sebuah tanda tanya besar membengkak di kepalanya, tapi dikerjakannya juga saran Tante sambil menunggu kak Hendri. Sedangkan Mama dan Tante mengobrolkan hal yang lain sambil mengwasi ketiga anak kecil itu bermain-main. Beberapa saat kemudian muncullah kakak Hendri di toko.

“Ini lho Hen, Lia mau tanya PR matematika.” Tante memanggil anak sulungnya yang sudah muncul kembali di toko. Kak Hendri berjalan memutar melewati rak-rak dan etalase toko, menghampiri Lia dan buku kotaknya.

“Soal apa?” tanya kak Hendri dengan tenang. Dia memang selalu tenang setiap saat.

“Matematika, kok ini 18 – 7 = n kenapa?” Lia menunjukkan PRnya.

“Oh ini, ya udah langsung aja diitung 18 – 7 berapa, tulis aja di sini. Nah ini kok udah bisa?” kak Hendri memeriksanya sebentar lalu memandang wajah Lia dengan wajah bersemangat, “Udah bener semua kok.”

“Tapi tadi cuma ngitung biasa.” jawab Lia masih ragu.

“Ya emang ngitung biasa aja, udah bener semua tuh.” kak Hendri berusaha meyakinkan.

“Tapi kok 'n'-nya berubah-berubah kenapa?”

“Ya nggak pa-pa.” jawaban kak Hendri dengan senyum tenang. Dia memang sangat pintar, banyak PR Lia yang sudah dibantunya dan selalu bagus. Di kelas 5 pasti pelajarannya sangaaaaaat susah. Tapi dia selalu naik kelas sampai sekarang, makanya Lia percaya sama jawabannya. Horeee besok tidak akan dijitak oleh pak guru!! Tapi sejujurnya di dalam hati Lia masih gelisah memikirkan huruf 'n' yang misterius ini.

Misteri si 'n' itu akhirnya terpecahkan empat tahun kemudian, ketika saya duduk di kelas 6 SDK Aletheia Malang. Terima kasih ibu guru. Terima kasih juga buat Mama yang sudah mendorong saya dengan penuh kasih. Dan terima kasih buat kakak sepupu, Hendri dan mamanya untuk segala bantuan dan ketenangannya yang menenangkan. Tuhan telah menolong saya melalui kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun