“Terima kasih Ayah.” Deni memeluk ayahnya erat-erat, menikmati pengampunan. Tapi dadanya berdegup kencang memikirkan apa yang akan dihadapinya hari ini. Mungkin teman-temannya akan kembali mengolok Deni anak orang miskin. Ditambah lagi dengan olok-olokan baru, Deni anak orang miskin yang mengaku kaya. Aduuuh berat sekali harus menanggung itu. Tuhan, berat sekali... tapi Deni mau mengaku saja hari ini. Biarlah mereka mengolok Deni anak orang miskin, yang penting Deni punya Ayah yang sangat baik.
Deni mengawali dengan satu kebohongan, tapi sekarang... tahukah kamu berapa kebohongan yang harus Deni selesaikan dengan jujur?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H