Mohon tunggu...
R. Elizabeth
R. Elizabeth Mohon Tunggu... Administrasi - Fans Hiburan Korea dan Jepang

Selama kita hidup, kita akan terus berpikir dan belajar. Dengan demikianlah kita menjadi manusia yang memanusiakan diri sendiri dan sesama kita.

Selanjutnya

Tutup

Film

Makna Foto Keluarga dan Pengabadian Memori dalam Film Jepang "Asadake!" (2020)

22 Juni 2021   01:53 Diperbarui: 22 Juni 2021   02:50 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masashi paham dan kini gadis itu juga, karena ayah mereka berdua sama. Ayah mereka tidak terlihat di album foto karena merekalah yang selalu mengambil foto keluarga yang mereka cintai. Gadis cilik itu pun bisa tersenyum gembira sembari menitikkan air mata karena sekarang ia tahu betapa ayahnya menyayanginya. Setelah mewujudkan permintaan gadis cilik, Masashi akhirnya berpisah dengan Tohoku. Ketika melihat papan pengumuman, ia juga lega melihat kabar bahwa keluarga Sakura baik-baik saja. Film ini berakhir bahagia dengan sentuhan yang luar biasa tapi penulis tidak akan menceritakan detailnya.

Makna Foto Keluarga dan Pengabadian Memori

Setelah menonton film yang menghibur sekaligus mengharukan ini, penulis belajar bahwa setidaknya ada tiga hal yang membuat foto keluarga begitu spesial. Ketika kita mengabadikan memori dengan anggota keluarga, foto adalah sarana kita untuk menunjukkan betapa kita menyayangi mereka, sama seperti ayah Masashi dan ayah gadis cilik itu. Lensa kamera mewakili sudut pandang orang yang mengasihi kita bahwa kita ada di mata mereka. Begitu juga Wakana-chan yang ingin masuk ke dalam foto keluarga Asada alias menjadi istri Masashi. Foto keluarga dapat menjadi tanda cinta seseorang. Ia adalah tanda bahwa Anda tidak sendirian.

Foto keluarga ternyata juga tidak harus selalu momen nyata. Keluarga Asada menginspirasi kita bahwa kita dapat merekayasa foto dengan berbagai tema, entah itu untuk berdamai dengan harapan yang tidak sesuai kenyataan atau sekadar untuk bersenang-senang bersama. Yang terpenting adalah kebersamaannya dan bagaimana kebersamaan itu dapat diingat untuk waktu yang lama. Foto-foto keluarga itu berharga dan pantas dirawat dengan baik. Seperti Ohno yang menghargai foto-foto keluarga orang lain, manusia bisa bersimpati dengan sesamanya dan berbagi kesedihan maupun kebahagiaan melalui foto.

Terakhir, hidup manusia itu singkat. Suatu saat kita akan berpisah dan yang tersisa hanyalah kenangan. Foto keluarga merupakan sarana kita untuk terus mengingat wajah dan senyum mereka dan membantu mereka untuk terus hidup dalam kenangan kita.

Di akhir film, Masashi menyimpulkan bahwa hal yang dapat mengisi kekosongan hati orang-orang setelah merasa kehilangan hanyalah memori dan yang dapat memperjelas memori-memori tersebut adalah foto. Foto tidak hanya menyimpan kenangan, terkadang foto juga dapat menjadi sumber kekuatan bagi diri kita saat ini untuk terus melanjutkan hidup. Demikianlah hidup manusia tidak terpisahkan dari memori dan foto-foto yang mengabadikannya untuk waktu yang lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun