Menurut KBBI, kesantunan sendiri berarti kehalusan dan budi baik (budi bahasa, tingkah lakunya). Sekalipun sangat berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan, kesantunan tidak kepas dari etika berbahasa dan etika di setiap negara berbeda.
Contoh, orang Jepang sering mengungkapkan maaf dan tidak mau mengkritik orang lain. Sedangkan orang Amerika selalu lugas dan langsung ketika membuat penolakan. Tapi, pada saat-saat tertentu bisa saja keduanya terbalik. Mengapa? Karena sikap santun berkaitan juga dengan konteks (tempat, waktu, suasana) dan peran (usia, status sosial).
Berikut adalah strategi yang bisa Anda gunakan dalam berbahasa santun:
- Gunakan kata tolong, maaf, dan terima kasih kapanpun Anda harus mengucapkannya. Baik terhadap orang yang lebih muda atau lebih tua. Dengan cara ini, Anda menunjukkan sikap menghargai yang sangat baik.
- Jangan perlakukan lawan bicara Anda seperti orang yang lebih rendah. Sejajarkanlah mereka dengan diri Anda. Anda pun merasa senang bila orang lain seperti itu terhadap Anda, bukan?
- Jangan mengatakan hal-hal yang kurang baik mengenai orang atau hal yang disukai mitra tutur. Dengan kata lain, hormati pendapatnya.
- Jangan pernah memuji atau membanggakan diri Anda sendiri di hadapan mitra tutur. Sebenarnya, jika apa yang Anda lakukan memang sesuatu yang terpuji, orang-orang pasti menyadarinya.
- Berikan perhatian kepada mitra tutur seperti menanyakan, “Wah, bagus sekali. Beli di mana?”
- Gunakan nama panggilannya apabila hubungan sudah cukup akrab dan kata sapaan kepada yang belum dekat. Contoh, “Gimana, Lin? Jadi ikut?” atau “Terima kasih, Mas, atas bantuannya.”
- Jika Anda jemu mendengarkan pendapat mitra tutur, Anda bisa mengulang kata-kata yang dia ucapkan. Contoh, “Saya sudah dua kali ke sana.” “Oh, sudah dua kali ke sana, ya.”
- Jika harus menolak, tolaklah dengan jujur dan sopan. Jelaskan alasan Anda dan tatap matanya. "Maaf, saya ingin tapi tidak bisa. Saya harus menyelesaikan laporan keuangan saya dulu."
- Gunakan lelucon! Lelucon yang baik sangat berguna memperkuat hubungan antarmitra. “Apa, motormu butut? Lihat punyaku. Seperti rongsokan!”
Demikianlah strategi yang bisa Anda gunakan untuk meningkatka kesantunan dalam pergaulan Anda. Awalnya, Anda mungkin tidak terbiasa. Tapi lama-kelamaan, perubahan pasti terjadi. Sedikit demi sedikit, kita rangkul kembali bahasa santun kita agar tidak menjadi “bahasa tiri” yang kalah populer dibanding bahasa gaul dan informal. Agar di masa mendatang semakin berkurang generasi yang lidahnya kelu ketika mengucapkan bahasa santun.
Selamat menjadi teladan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H