Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yatim Piatu Itu Namanya Khasan

26 April 2020   20:25 Diperbarui: 26 April 2020   20:46 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi Khusen tidak mampu menjalankan kewajibannya melindungi adik nya, sampai-sampai sang adik meninggal pun tidak ada yang menemani, meregang nyawa sebatang kara.

Saya khawatir dengan aturan PSBB negara seperti kisah Khusen, banyak warga negara tidak bisa kerja, bantuan sembako tidak diterima, akhirnya mati kelaparan, negara tidak hadir sehingga membuat warga menjadi yatim piatu sama seperti Khasan.

||| Penduduk negeri ini sudah lama yatim piatu. Harus hidup sendiri.

Akan ada jutaan pekerja di negeri ini yang di-PHK karena terdampak Corona, satu pekerja di-PHK maka akan ada minimal 4 jiwa yang ikut terdampak, istri dan anaknya serta orangtuanya.

Banyak seorang suami yang hari ini harga dirinya sudah runtuh, hatinya hancur, anak dan istri merengek meminta asupan makanan sementara uang cash sudah tak punya.

Atau seorang janda yang punya anak menyusui, pekerjaan hilang, pendapatan sudah tak ada, asupan makanan kosong, maka ASI pun kosong tak ada isi untuk buah hati.

"Keras. Pedih. Sakit."

Seorang manusia harus makan. Itu dorongan biologis paling mendasar. Puasa pun harus buka. Ada sahurnya. Tidak bisa puasa terus berhari-hari.

PSBB menjadikan mereka yatim piatu jika negara tidak hadir, jika bantuan tak kunjung diterima sampai mereka rakyat miskin mati kelaparan, mati dalam keadaan yatim piatu sebatang kara.

Hari ini, itu terjadi, walau kita gak mendengar dengan jelas. Tapi sudah terjadi.

||| Penduduk negeri ini sudah lama yatim piatu. Harus hidup sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun