Tetapi Khusen tidak mampu menjalankan kewajibannya melindungi adik nya, sampai-sampai sang adik meninggal pun tidak ada yang menemani, meregang nyawa sebatang kara.
Saya khawatir dengan aturan PSBB negara seperti kisah Khusen, banyak warga negara tidak bisa kerja, bantuan sembako tidak diterima, akhirnya mati kelaparan, negara tidak hadir sehingga membuat warga menjadi yatim piatu sama seperti Khasan.
||| Penduduk negeri ini sudah lama yatim piatu. Harus hidup sendiri.
Akan ada jutaan pekerja di negeri ini yang di-PHK karena terdampak Corona, satu pekerja di-PHK maka akan ada minimal 4 jiwa yang ikut terdampak, istri dan anaknya serta orangtuanya.
Banyak seorang suami yang hari ini harga dirinya sudah runtuh, hatinya hancur, anak dan istri merengek meminta asupan makanan sementara uang cash sudah tak punya.
Atau seorang janda yang punya anak menyusui, pekerjaan hilang, pendapatan sudah tak ada, asupan makanan kosong, maka ASI pun kosong tak ada isi untuk buah hati.
"Keras. Pedih. Sakit."
Seorang manusia harus makan. Itu dorongan biologis paling mendasar. Puasa pun harus buka. Ada sahurnya. Tidak bisa puasa terus berhari-hari.
PSBB menjadikan mereka yatim piatu jika negara tidak hadir, jika bantuan tak kunjung diterima sampai mereka rakyat miskin mati kelaparan, mati dalam keadaan yatim piatu sebatang kara.
Hari ini, itu terjadi, walau kita gak mendengar dengan jelas. Tapi sudah terjadi.
||| Penduduk negeri ini sudah lama yatim piatu. Harus hidup sendiri.