Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kami Orangtua Siswa Bukanlah Google

15 April 2020   17:43 Diperbarui: 15 April 2020   18:51 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Screen Capture keluhan salah satu teman melalui chat messenger)

Hari ini saya kebetulan ada tugas piket jaga sekolah, jadwal piket diberlakukan untuk semua pejabat sekolah serta dewan guru dan karyawan, piket dimaksudkan untuk memonitor kegiatan belajar secara daring yang dilakukan oleh dewan guru.

Disela kami bertugas, kami pun ngobrol-ngobrol sesama rekan guru, diantara bahan obrolan yaitu tentang bagaimana anak-anak kami melakukan aktivitas belajar dari rumah secara daring.

Jenjang pendidikan anak-anak kami bervariasi ada yang tingkat SD, SLTP dan SLTA, permasalahan banyak diceritakan rekan guru justru yang anaknya bersekolah di tingkat SD.

Rata-rata permasalahannya sama, yaitu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk diberikan oleh guru selama proses pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 ini.

Padahal hal itu tidak sejalan dengan isi dari surat edaran Kemendikbud terkait pelaksanaan pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19.

Dalam surat edaran Kemendikbud tersebut ada dua point penting yang seharusnya dipahami oleh para guru sebelum memberikan beban tugas atau pekerjaan rumah kepada murid saat pelaksanaan belajar dirumah secara daring.

1.Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermaknabagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;

2. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapanhidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;

Berdasarkan obrolan dengan rekan guru disekolah, dua point diatas rupanya tidak dipatuhi oleh para guru di sekolah anak-anak kami, ini menjadi permasalahan serius karena kami meskipun seorang guru, ada perbedaan ketika mengajar murid di sekolah dengan anak sendiri.

Kami cenderung lebih mudah uring-uringan dan marah-marah ketika mendampingi anak kami mengerjakan tugas anak yang menumpuk, belum lagi harus memenuhi kewajiban mengajar secara daring kepada murid kami.

Kami sebenarnya memahami bahwa itu tidak baik karena di samping mengganggu sistem imunitas tubuh, juga dapat berdampak buruk pada anak-anak kami kedepannya.

Tetapi begitulah keadaannya karena kami guru sekaligus orangtua juga manusia biasa, bukan mesin pencari google yang dapat dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dengan baik, pilihan jawaban pun beragam dan lengkap setiap kali menjawab pertanyaan dari kita.

Selain beban tugas yang menumpuk, rupanya guru juga tidak memfokuskan kepada kecakapan hidup antara lain tentang Covid-19 sesuai arahan isi surat edaran Kemendikbud RI.

Saya meyakini ini terjadi karena lemahnya sosialisasi surat edaran tersebut kepada guru disekolah anak kami, ini seharusnya menjadi perhatian serius Kemendikbud dan dinas pendidikan baik provinsi maupun kabupaten atau kota.

Agar kedepan setiap surat edaran apapun dapat disosialisasikan secara masif ke seluruh sekolah dan dipastikan sudah diterima dan dipahami oleh semua guru melalui dinas pendidikan baik provinsi maupun kabupaten atau kota.

Kemudian Kemendikbud mengeluarkan aturan baru agar anak-anak belajar melalui televisi melalui salah satu stasiun televisi pemerintah yaitu TVRI sejak Senin (13/4). Jadwal siaran televisi pun sudah disosialisasikan melalui berbagai media.

Ini juga bukan tanpa kendala, diantaranya jaringan televisi yang buruk sehingga gambarnya renyek,  selain tugas yang menumpuk belum dikerjakan dan kami harus mengejar waktu karena jadwal tayang televisi tidak dapat diulang.

(Screen Capture keluhan salah satu teman melalui chat messenger)
(Screen Capture keluhan salah satu teman melalui chat messenger)

Kalau kemudian terlewat tidak dapat menonton, maka secara otomatis anak kami tidak dapat merangkum siaran tersebut sesuai instruksi guru kepada anak kami.

Sementara itu, dihimpun dari berbagai sumber (akses Rabu 15/4). Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang belajar dari TV.

Kegiatan belajar dari TV, menurutnya, memiliki sejumlah kelemahan yang perlu diperhatikan. Misalnya mengingat pelajaran hanya dijadwalkan 30 menit sekali untuk setiap jenjang.

Program Belajar dari Rumah di TVRI dijadwalkan sesuai jenjang pendidikan. Setiap jenjang memiliki program berdurasi 30 menit, satu kali tayang per hari.

"Artinya dalam waktu 30 menit mungkin hanya satu mata pelajaran. Kalau mata pelajaran saja ada 13 misalnya di SMA. Artinya tidak semua bisa, itu kelemahannya," ujarnya.

Selain itu kegiatan belajar dengan TV juga tidak bisa berjalan dua arah. Siswa tidak bisa bertanya kepada sumber yang menjelaskan jika ada kebingungan. Untuk itu pembelajaran tidak bisa hanya diandalkan dari TV.

Meskipun akhirnya Kemendikbud menginformasikan bahwa siaran pembelajaran melalui televisi dapat ditonton ulang melalui Youtube, tetapi ini juga menjadikan kami harus banyak mengeluarkan kuota internet yang sudah kami atur supaya hemat karena harus digunakan juga untuk mengajar secara daring dan aktivitas harian kami menggunakan smartphone.

Apalagi subsidi kuota internet yang sedang diupayakan oleh Kemendikbud hingga hari ini belum ter-realisasi, bagi kami guru swasta dengan dampak ekonomi Covid-19 yang semakin kami rasakan, kebutuhan subsidi kuota internet menjadi sangat penting.

Hal tersebut juga saya yakini dialami oleh para orangtua murid kami, apalagi bagi kami guru yang tinggal di pedesaan, jangankan memiliki kuota internet, bahkan smartphone nya saja mereka tidak punya. Ditambah dengan situasi sulit dampak dari pandemi Covid-19.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, pembelajaran secara daring maupun melalui televisi bagi kami terutama warga di pedesaan banyak mengalami kendala teknis, ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar kedepan sistem pendidikan secara daring perlu dipersiapkan secara serius baik dari segi sistem maupun infrastrukturnya.

Semoga ditengah pandemi Covid-19 ini, anak-anak kita generasi penerus Bangsa tetap bisa belajar dengan maksimal dan mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan amanah konstitusi Bangsa ini. Aamiin

Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah
(Lawan Corona Pakai Konten)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun