Setelah saya mencoba menelusuri, ternyata yang tidak bisa mengikuti pelajaran sebagian karena tidak memiliki perangkatnya dan sebagian lagi tidak memiliki kuota internet.
Saya mencoba menanyakan ke salah satu siswa yang kebetulan satu desa dengan siswa yang tidak bisa ikut pelajaran secara daring.
Jawabannya memprihatinkan, jangankan orangtua nya membelikan kuota internet, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sangat kesulitan.
Kondisi ini cukup memprihatinkan, dengan kondisi berbulan-bulan tanpa belajar akan membuat mereka ketinggalan pelajaran dan sangat mungkin kedepan siswa menjadi malas belajar.
Maka pemerintah melalui Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi, sampai Kabupaten dan Kota kiranya perlu melakukan langkah antisipasi agar kegiatan belajar mengajar secara daring tetap bisa dilakukan.
Langkah antisipasi yang sulit, mengingat semua sumber daya yang ada di pemerintahan, baik pusat maupun daerah sedang difokuskan untuk penanganan Corona.
Tetapi, sesulit apapun masalah ini harus tetap diantisipasi.
Gambaran kondisi diatas baru dari sisi guru dan siswa, belum dari sisi bagaimana pentingnya peran dari orang tua siswa.
Bagi siswa yang memiliki perangkat laptop atau smartphone, tidak serta merta mereka pasti melakukan aktivitas belajar selama dirumah.
Sangat mungkin kurangnya kontrol dari orang tua, mereka tidak mengikuti pelajaran dari gurunya secara daring.
Sangat mungkin mereka lebih memilih bermain game atau menonton video di aplikasi youtube berjam-jam setiap harinya.