Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangankan Beli Kuota, untuk Kebutuhan Sehari-hari Saja Sudah Sulit

7 April 2020   10:57 Diperbarui: 7 April 2020   17:15 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Sejak terjadinya pandemi virus Corona, masa tanggap darurat Corona diundur pemerintah sampai 29 Mei 2020.

Hal ini membuat aktivitas belajar dari rumah secara daring bagi seluruh siswa di Indonesia semakin lama.

Pun demikian dengan saya sebagai tenaga pengajar, mengajar secara daring dari rumah bakal lebih lama saya lakukan.

Bagi saya pribadi, terkait kebutuhan akses internet tidak menjadi masalah, karena saya kebetulan membuka usaha penjualan akses internet wifi dengan sistem voucher.

Sehingga akses internet bagi saya pribadi tidak menjadi kendala.

Bagi guru lain yang harus membeli kuota internet setiap bulannya, apalagi bagi guru honorer dan guru-guru swasta, saya kira ini menjadi masalah dan kendala.

Masalah tidak hanya dari sisi tenaga pengajar, tetapi juga dari siswa, bagi siswa yang tinggal di desa dan golongan keluarga miskin, banyak diantara mereka tidak memiliki perangkat untuk mengikuti pelajaran secara daring.

Banyak siswa di desa yang tidak memiliki laptop atau smartphone karena orangtunya merupakan golongan keluarga miskin.

Kalaupun memiliki perangkat tersebut, ternyata banyak di antara mereka yang tidak memiliki kuota internet.

Sehingga dengan sangat terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran secara daring yang disampaikan oleh gurunya.

Pengalaman saya pribadi mengajar secara daring beberapa minggu ini, dari total 36 jumlah siswa, yang bisa mengikuti pelajaran hanya 8 orang, paling banyak 10 orang.

Setelah saya mencoba menelusuri, ternyata yang tidak bisa mengikuti pelajaran sebagian karena tidak memiliki perangkatnya dan sebagian lagi tidak memiliki kuota internet.

Saya mencoba menanyakan ke salah satu siswa yang kebetulan satu desa dengan siswa yang tidak bisa ikut pelajaran secara daring.

Jawabannya memprihatinkan, jangankan orangtua nya membelikan kuota internet, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sangat kesulitan.

Kondisi ini cukup memprihatinkan, dengan kondisi berbulan-bulan tanpa belajar akan membuat mereka ketinggalan pelajaran dan sangat mungkin kedepan siswa menjadi malas belajar.

Maka pemerintah melalui Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi, sampai Kabupaten dan Kota kiranya perlu melakukan langkah antisipasi agar kegiatan belajar mengajar secara daring tetap bisa dilakukan.

Langkah antisipasi yang sulit, mengingat semua sumber daya yang ada di pemerintahan, baik pusat maupun daerah sedang difokuskan untuk penanganan Corona.

Tetapi, sesulit apapun masalah ini harus tetap diantisipasi.

Gambaran kondisi diatas baru dari sisi guru dan siswa, belum dari sisi bagaimana pentingnya peran dari orang tua siswa.

Bagi siswa yang memiliki perangkat laptop atau smartphone, tidak serta merta mereka pasti melakukan aktivitas belajar selama dirumah.

Sangat mungkin kurangnya kontrol dari orang tua, mereka tidak mengikuti pelajaran dari gurunya secara daring.

Sangat mungkin mereka lebih memilih bermain game atau menonton video di aplikasi youtube berjam-jam setiap harinya.

Maka di sinilah pentingnya peran orangtua, mereka harus bisa memastikan putra-putrinya mengikuti pelajaran secara daring dari gurunya.

Selain itu, orangtua juga perlu memastikan bahwa tugas-tugas dari guru sudah dikerjakan oleh anaknya.

Dampak ekonomi, sosial, budaya dari pandemi Covid-19 sudah sangat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Tetapi dampak kedepan yang sangat membahayakan adalah lahirnya generasi penerus Bangsa yang malas belajar, bodoh dan tidak memiliki ketrampilan hidup.

Kedepan, Bangsa ini akan bertumpu pada generasi penerus, kalau kemudian mereka malas belajar, bodoh dan tidak memiliki ketrampilan hidup, bagaimana Bangsa kita bisa mengejar kemajuan Bangsa lain.

Bagaimana Bangsa ini mau bangkit dari krisis global akibat dari pandemi Covid-19, kalau generasi penerusnya malas belajar, bodoh dan tidak memiliki ketrampilan hidup.

Terakhir, pesan untuk semua guru, dan orangtua siswa dimanapun berada, mari ditengah kesulitan akibat pandemi Covid-19 ini, kita pastikan anak-anak kita tetap terus belajar, belajar dan belajar.

Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah.

img-20200407-wa0012-5e8c51df57976766155e1134.jpg
img-20200407-wa0012-5e8c51df57976766155e1134.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun