Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saudaraku, Mohon Jangan Mudik Dulu

7 April 2020   09:21 Diperbarui: 7 April 2020   17:10 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar ilustrasi: pinterpolitik.com)

Titik awal kasus penularan virus Covid-19 terjadi 2 Maret 2020 lalu, secara resmi Jokowi mengumumkan bahwa ada 2 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Setelah itu, hari demi hari kasus terus bertambah dan mengalami peningkatan, bahkan Senin (6/4/2020) sudah mencapai angka 2.491 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, tersebar di 32 provinsi.

Provinsi DKI Jakarta memuat kasus paling banyak, yakni 1.232 kasus positif Covid-19, diikuti Jawa Barat dengan 263 kasus dan Jawa Timur dengan 189 kasus.

Kini, perkembangan penyebaran virus Covid-19 masih terus terjadi bahkan terindikasi mulai meluas ke daerah.

Hal tersebut terjadi akibat adanya pergerakan orang dari kota-kota pusat penyebaran virus Covid-19 ke kota-kota disekitarnya, ke keluarganya dan ke saudaranya di daerah.

Pergerakan orang antar provinsi tersebut terjadi seiring momentum menjelang ramadhan dan lebaran, selain faktor dampak ekonomi keadaan di kota sudah sulit akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pergerakan orang tersebut sudah terjadi sejak akhir Maret lalu, gelombang mudik lebih awal sudah terjadi ke daerah sampai hari ini.

Pergerakan orang tersebut sangat berpotensi membuat sebaran virus Covid-19 meluas karena siapapun yang tinggal di kota pusat penyebaran virus Covid-19, maka rentan berpotensi menjadi carrier atau pembawa virus.

Sehingga rantai penularan dan penyebaran virus Covid-19 tidak terputus.

Kondisi demikian harus segera direspon pemerintah daerah, pemerintah daerah harus punya data warganya yang tinggal di kota pusat penyebaran virus Covid-19, data sangat diperlukan agar daerah bisa menyiapkan mekanisme.

Pemerintah daerah harus betul-betul dilengkapi dengan protokol dan SOP supaya daerah tidak menjadi potensi terpapar.

Pemerintah daerah harus betul-betul memastikan protokol dan SOP yang dibuat dilaksanakan sampai ke tingkat desa.

Pemerintah daerah yang harus benar-benar tanggap terhadap pemudik adalah yang warganya paling banyak merantau di DKI Jakarta.

Dilansir dari lokadata.id, dari 10,5 juta penduduk DKI Jakarta, 2,5 jutanya adalah perantau. Jawa Tengah 38%, Jawa Barat 21%, Jawa Timur 10%, Banten 5%, dan Sumatera Utara 5%,

Resiko sebaran virus Covid-19 dari Jakarta sebagai pusat sebaran virus harus benar-benar diwaspadai oleh provinsi-provinsi tersebut.

Survey Angkatan Kerja Nasional (sakernas) 2019, 2 dari 5 orang perantau di Jakarta berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat 490 ribu orang, Jawa Timur 240 ribu orang dan Banten 125 ribu orang.

Sinergi pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan pemerintah provinsi yang warganya banyak merantau di Jakarta menjadi sangat penting untuk segera dilakukan.

Pemerintah provinsi DKI menyiapkan kompensasi stimulus bantuan langsung tunai kepada perantau kategori miskin yang dilarang mudik.

Sementara pemerintah provinsi yang warganya banyak merantau di Jakarta menyiapkan kompensasi bagi keluarga miskin yang kepala keluarganya sedang merantau dan dilarang mudik.

Baik perantau maupun keluarganya dikampung yang kategori miskin sama-sama mendapatkan bantuan sehingga larangan mudik bisa ditaati. Mudik diganti waktu lain setelah wabah sudah reda.

Semua aspek harus benar-benar dipertimbangkan, bahkan hari ini di Jakarta banyak perantau kategori miskin yang sudah tidak punya penghasilan sama sekali.

Untuk saudaraku di perantauan, pertama mohon bersabar atas kesulitan ini, kalau masih bisa bertahan maka tetap disiplin ikuti imbauan pemerintah dan jaga kesehatan, lindungi diri, lindungi sesama.

Seandainya sudah tidak bisa bertahan karena tanpa penghasilan, berharap dikampung ada bantalan sosial karena ada saudara, tetangga bisa dimintai bantuan jika mengalami kesulitan.

Maka silahkan mudik, tetapi mohon dengan sangat kerjasamanya, mohon dengan sangat ikuti apa yang menjadi ketentuan pemerintah baik pusat maupun daerah.

Status kalian nanti menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP), mohon lakukan karantina mandiri dirumah selama 14 hari, kalau ada gejala segera hubungi satgas desa atau petugas kesehatan desa.

Kalaupun tidak ada gejala, maka mohon tetap disiplin diam dirumah, karena dalam beberapa kasus, banyak pasien tertular virus Corona yang tidak menunjukkan gejala sama sekali alias asimtomatis.

Jaga jarak aman interaksi dengan keluarga dirumah, tentu kalian sama sekali tidak ingin orang tua, saudara kandung, tetangga tertular kalau seandainya kalian ternyata menjadi carrier atau pembawa virus.

Jaga jarak aman interaksi bertujuan untuk menghindari droplet atau percikan batuk pilek mengenai pasangan atau anggota keluarga lain.

Kalau bisa, selama kalian karantina mandiri di rumah, cobalah untuk tidak tidur sekamar dengan pasangan atau anggota keluarga lain, terapkan hal yang sama dalam menggunakan kamar mandi.

Saudaraku, mohon dipahami ini bukan bentuk kecurigaan, tetapi sadari bahwa kalian sekarang tinggal di kota pusat penyebaran virus Covid-19.

Pesan untuk pemerintah provinsi DKI Jakarta dan provinsi-provinsi lain yang warganya banyak merantau di Jakarta.

Pesan dan sekaligus opini yang saya kira penting adalah sinergi pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan pemerintah provinsi yang warganya banyak merantau di Jakarta menjadi sangat penting untuk segera dilakukan.

Kalau benar-benar bisa dilakukan, maka resiko sebaran virus Covid-19 dari Jakarta ke provinsi-provinsi lain di Jawa sangat mungkin diantisipasi.

Semoga kita semua baik-baik saja dan pandemi Covid-19 segera berakhir, sama seperti China yang 19 Maret lalu sudah berhasil menangani dan mengakhiri pandemi Covid-19.

Terakhir, mengutip kalimat Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo

"Percayalah kita bangsa yang besar, kita bangsa petarung, bangsa pejuang, in sya Allah kita bisa, in sya Allah kita mampu dalam menghadapi tantangan global yang berat sekarang ini."

Salam hangat, salam semangat, salam sehat selalu.

Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah.

img-20200407-wa0012-5e8c5261d541df01c55f0762.jpg
img-20200407-wa0012-5e8c5261d541df01c55f0762.jpg

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun