Mohon tunggu...
NoVote
NoVote Mohon Tunggu... Guru - Mohon maaf jika tak bisa vote balik dan komen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-gara 100 Ribu

14 Maret 2020   14:16 Diperbarui: 14 Maret 2020   22:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nanti urusan Nanti. Sekarang dulu yang penting."

"Benar, Pak. Saya kebetulan gak bawa uang. Nanti ya. Maaf."

"Kalau begitu nanti datang ke kantor ya!"

"Jangan Pak. Maaf. Kasihani saya. Ini benar-benar sedang tak bawa uang."

Melihat gelagat tidak mengenakkan. Timan kemudian mencebur dan menghampiri. Diman hanya diam. Menatap tajam ke arah pemancing.

Sementara pemancing dengan ponggahnya memaksa mereka.

"Lima ratus ribu saja. Masak rakit batang sepanjang ini tak ada harganya!"

"Kan Bapak sudah tahu. Kami hanya pekerja. Tugas kami hanya menebang dan menyetorkan. Ada bosnya di sana."

"Iya aku kenal bosnya. Aku juga mengenal kalian."

Bagaimana tak saling kenal! Mereka satu desa. Hidup berdampingan. Hanya terpisah beberapa RT saja. Tapi bagaimana bisa berbuat kejam begitu?

"Terus bagaimana ini?" tanya pemancing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun