"Nanti urusan Nanti. Sekarang dulu yang penting."
"Benar, Pak. Saya kebetulan gak bawa uang. Nanti ya. Maaf."
"Kalau begitu nanti datang ke kantor ya!"
"Jangan Pak. Maaf. Kasihani saya. Ini benar-benar sedang tak bawa uang."
Melihat gelagat tidak mengenakkan. Timan kemudian mencebur dan menghampiri. Diman hanya diam. Menatap tajam ke arah pemancing.
Sementara pemancing dengan ponggahnya memaksa mereka.
"Lima ratus ribu saja. Masak rakit batang sepanjang ini tak ada harganya!"
"Kan Bapak sudah tahu. Kami hanya pekerja. Tugas kami hanya menebang dan menyetorkan. Ada bosnya di sana."
"Iya aku kenal bosnya. Aku juga mengenal kalian."
Bagaimana tak saling kenal! Mereka satu desa. Hidup berdampingan. Hanya terpisah beberapa RT saja. Tapi bagaimana bisa berbuat kejam begitu?
"Terus bagaimana ini?" tanya pemancing.