Ketika kita memikirkan dan merenungkan, pastilah tak akan pernah berbuat yang membuat perempuan merasa kesulitan. Apalagi membuatnya bersedih hati.
Tidak hanya itu saja, pada senagian keluarga. Peran perempuan menjadi ganda. Jadi pengurus rumah tangga. Juga sebagai kelapa keluarga.
Padahal di beberapa daerah, masih banyak perempuan yang dominan dibanding laki-laki. Contohnya adalah perempuan suku Asmat, Papua. Perannya sebagai ibu rumah tangga tetap dilakukan seperti biasa layaknya perempuan normal. Namun di sana perempuanlah yang bekerja. Mereka menggantikan peran laki-laki. Sungguh mereka adalah contoh perempuan "tahan banting" yang sebenarnya.
Jadi bagi perempuan yang sehari-harinya bekerja, baik dalam rumah atau pun di luar rumah. Kita masih bisa bersyukur. Ternyata di suatu tempat di Papua masih ada perempuan perkasa yang "tahan banting." Mereka mampu menikmati hidupnya dengan bahagia.
Dan buat lelaki, ketika ingin mengintimidasi atas kekurangan dan kelelahan perempuan yang bekerja dalam rumah dan di luar rumah. Ingatlah ketika hal itu dilakukan, maka kenanglah bagaimana ibu kita. Dia seorang perempuan yang penuh kesabaran dalam kelelahan yang ditahan hingga kita menjadi besar dan dewasa seperti sekarang ini.
Dengan begitu maka perempuan adalah ratu dalam rumah yang disayangi, dicintai dan dihormati. Seperti kita menyayangi menghormati ibu kita. Aamin.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H