Namun, karena tugas guru ketika berada di depan kelas adalah sebagai pengelola kelas, termasuk di antaranya adalah mengelola kemauan dan kecerdasan peserta didik mininal mampu mengelola kemauan dan kecerdasan diri sendiri dahulu. Dengan begitu aura yang keluar tertular pada diri peserta didik tanpa paksaan yang berarti.
Mengapa publikasi ilmiah saya angkat sebagai contoh materi perbandingan dalam tulisan ini? Ketika bicara tentang kompetensi pedagogik dan keprofesional guru, hanya tes tertentu yang dapat mengukurnya. Walaupun tes sendiri tak menjamin apa-apa. Tetap saja kembali pada keterampilan yang dimiliki guru ketika berada di depan kelas.
Momok dari hampir banyak guru adalah tentang publikasi ilmiah inilah barangkali yang akan menyamakan persepsi bahwa, pada saat guru pada posisi sulit dan siswa juga pada posisi sulit, siapa yang lebih berhasil mengatasi kesulitan itu. Dan guru barangkali akan sedikit malu, ternyata sang guru kalah dalam menaklukkan zona nyaman dalam dirinya.Â
Demikian.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H