Karena ilatung begitu kuat ketika direndam dalam air maka masyarakat lebih memilih ilatung daripada bambu. Walau sebenarnya keduanya tahan ketika di rendam dalam air.
Dan yang sekarang mulai langka adalah halayung, seperti kapak bengkok yang digunakan untuk menebang pohon besar. Karena sudah ada cinsaw keberadaan halayung tidak dibutuhkan lagi.
Namun demikian masih banyak masyarakat Kalimantan khususnya pedalaman yang masih menyimpan halayung. Katanya untuk kenang-kenangan. Halayung diselipkan pada dinding dalam rumah layaknya perkakas rumah untuk hiasan.
Yang paling istimewa dari ilatung yang hingga saat ini masih sangat menarik perhatian adalah digunakan ilatung sebagai cemeti kayu ilatung. Ketika dipasarkan secara online harganya sangat mahal.
Bahkan satu buah cemeti ilatung saja mencapai harga Rp 800.000 bahkan ada yang lebih. Cemeti kayu ilatung menjadi cendra mata khas dari kalimantan.
Bukan hanya batang ilatung saja yang dimanfaatkan untuk bahan kerajinan. Ternyata humbut ilatung (bonggol ilatung muda seperti rebung kalau pada bambu) dapat diolah menjadi sayuran khas yang becita rasa tinggi.
500 ml santan
untuk bumbu yg dihaluskan:
3 biji bawang merah
1 siung bawang putih
1 sdt garam
1 bungkus royco
1/2 rimpang jahe
1/2 rimpang kunyit
1 batang serai
Seperti biasa ikan dibersihkan kemudian dipanggang tanpa bumbu hingga matang.Umbut ilatung dimasak dulu dengan air tanpa bumbu 15 menit, kemudian tiriskan.
Bumbu yang dihaluskan adalah bawang merah, bawang putih, jahe, cabe (bagi yang suka pedas), kunyit dan garam, di ulek sampai halus (atau di blender).