Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Jadi Guru Honorer Semangat, Setelah PNS Melempem

23 Februari 2020   21:13 Diperbarui: 23 Februari 2020   21:30 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Pixabay.com

"Koq bisa?"

"Iya, Budi sekarang berhasil berkebun. Dan istrinya Aminah berjualan di muka rumahnya."

"Bagaimana di sekolah. Ya begitulah. Sama seperti yang lainnya."

Saya kemudian berpikir, bagaimana dulu mereka berdua ketika masih honorer. Sehari-hari hanya asyik mengajar dan membimbing peserta didik mengikuti kegiatan ekskul. Eh, setelah jadi PNS malah berubah haluan. Setelah mendapatkan sertifikasi dijadikan modal untuk berkebun dan berjualan. Sementara tugas sekolah hanya seperlunya. Bagaimana bisa?

Kadang memang di luar logika. Dan perubahan perilaku berpengaruh ketika status PNS sudah disandang. Kecuali pelanggaran berat dan pidana 5 tahun ke atas yang mampu memecat mereka, akhirnya yang penting bekerja. Yang penting syarat minimal terpenuhi. Walau tak semuanya. Tapi banyak di antara para PNS yang ada.

Pola pikir seperti inilah yang hingga saat ini masih berkeliaran di sekolah-sekolah di sekitar kita. Entah bagaimana caranya pemerintah membangkitkan kembali agar semangat ketika honorer dahulu kembali. Semangat mengabdi, semangat menjadi guru dengan seluruh tupoksi yang melekat padanya.

Barangkali salah satunya adalah dengan tes kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional pada UKG seperti tahun 2016 lalu. Namun ternyata hasil yang baik pada tes tersebut tak mencerminkan dedikasi yang tinggi juga pada guru PNS.

Membangkitkan kesadaran untuk disiplin dalam bekerja terutama bagi guru PNS memang dibutuhkan. Karena di tangan para gurulah peserta didik diharapkan lebih kreatif, lebih cerdas, dan lebih memiliki budi pekerti yang baik. Masa bodoh dari para guru salah satunya mengakibatkan rendahnya prestasi dan budi pekerti peserta didik.

Semoga para PNS yang baru selesai seleksi dan nantinya diangkat menjadi guru PNS memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengabdi semaksimal mungkin menjadi guru. Aamin.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun