Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sebutan (Melacurkan Diri) untuk Wartawan dan Blogger, Pantaskah?

11 Februari 2020   21:03 Diperbarui: 11 Februari 2020   21:23 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti apa sih wartawan yang disebut melacurkan diri demi sesuap nasi itu?

Istilah pelacur pun demi menjaga perasaan mereka disamarkan menjadi PSK. Dan mereka adalah penjual jasa seksual, seperti oral seks atau hubungan seks. Tujuannya, demi mendapatkan uang. Kini, pekerja itu sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).

Dahulu banyak juga wartawan dianggap menjual diri. Wartawan yang menjual idealisme demi kepentingan diri, disebut juga melacurkan diri.

Melacurkan diri tak jauh beda menjual idealisme. Menggadaikan harga diri demi sesuap nasi. Alangkah naifnya jika itu terjadi pada wartawan. Misalnya, mereka menakut-nakuti orang lain dengan kartu pers. Mengancam dan lain sebagainya. Ancaman berakhir jika diberi uang, baru dia tidak akan mecam-macam lagi.

Masih adakah jenis wartawan yang membawa kartu pengenal, memamerkan kartu kemudian mengancam akan membeberkan keburukan seseprang atau instansi yang didatanginya?

Era keterbukaan informasi dan akses membuka siapa pun untuk menuliskan sesuatu yang dilihat, didengar, dan dialami ke dalam laman online. Baik dalam media sosial, blog pribadi, blok kroyokan dan sejenisnya, maupu  dalam blog youtube dalam bentuk video.

Tak jarang berita yang disampaikan adalah sebuah kebobongan yang dibesar-besarkan. Kemudian bersama-sama berkelompok memviralkan berita tersebut dalam media-media sosial yang ada.

Apakah mereka mendapat balas jasa berupa uang dari orang tertentu? Jika tidak, apakah mereka disebut melacurkan diri demi sesuap nasi? Atau mungkin orang-orang tertentu yang memang sengaja dibayar untuk jadi penyebar berita tertentu, mereka ini orang yang dimaksud?

Yang jelas, fenomenanya sudah berubah. Kalau dahulu mereka datang ke orang-orang tertentu membawa kartu pers. dan menakut-nakuti seseorang atau pejabat tertentu dengan ancaman untuk meminta sejumlah uang.

Sekarang mereka duduk manis dalam kamar dan laptop atau gawai ditangan mendapat instruksi tertentu dari orang yang menggajinya atau memberi upah atas kerjanya membuat konten terntu. Apakah mereka ini yang disebut melacurkan diri demi sesuap nasi?

Kalau misalnya dunia maya, para blogger dan penulis lepas yang pengen dikenal, dengan terkenalnya itu ia dapat membentuk personal branding.Tapi juga personal branding penulis atau blogger tidak dapat hanya dibatasi oleh isi tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun