Kita dipilih menjadi teman curhat karena dianggap mampu menyimpan rahasia. Oleh karena itu apa pun yang terjadi seyogianya curhatan apa pun dari siapa pun dengarkan lalu lupakan. Jika kebetulan materi curhat berhubungan dengan masalah yang juga kita hadapi, jadikanlah pelajaran untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Masalahnya, ketika kita jadi pendengar curhat kenudian ember, menceritakan curhatan teman kita ke orang lain sama saja kita jadi penyebar keburukan atau masalah yang dihadapi orang lain.
Nah, panjang lebar sudah kita ngomongin soal curhat. Jangan-jangan kita tak tahu apa itu curhat?
Nih, Wikipedia menyatakan bahwa, curhat atau curahan hati merupakan saat di mana satu orang mencoba untuk menceritakan sesuatu kepada orang-orang yang dianggap dekat, dan biasanya yang diceritakan itu masalah personal. Misal tentang pekerjaan, pasangan, keluarga, dan lain sebagainya.
Lantas terlarangkah kita curhat?
Disebut terlarang boleh, disebut tidak terlarang juga boleh. Yang kurang pantas itu adalah menyebarkan kejelekan orang lain.
Jika kita menyebarkan kejelekan orang lain tersebut benar, maka kita akan disebut sebagai tukang gibah. Ganjarannya adalah dianggap memakan bangkai temannya atau saudaranya.
Sementara jika kita menyebarkan kejelekan orang lain tersebut tidak benar, maka disebut fitnah namanya. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mencemarkan nama baik, penjara urusannya.
Jadi bagaimana sikap kita jika teman curhat kepada kita? Kata nenek, dengarkan dan lupakan. Bisa? Kalau tidak bisa, maka janganlah bersedia menerima curhatan dari siapa pun. Suruh saja mereka curhat online. Seperti halnya membeli barang secara online, curhat online pun ada. Tak percaya? Cari saja di browser pencarian anda. Selamat mencoba.***