Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Lem Aica Aibon dan Nasib Satu Tangan Pakde

1 November 2019   00:01 Diperbarui: 1 November 2019   00:40 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi Pakde yang bikin masalah. Bagaimana tidak. Kali ini Pakde memang sok pintar. Pokoknya kelewat pintar. Padahal tidak pernah bisa jadi tukang kayu, malah bercerita pada tetangga kalau dahulu pernah sekolah teknik bangunan. Yang namanya tetangga baru, pastilah percaya pada omongan Pakde yang sangat meyakinkan.

Suatu siang, tetangga datang ke rumah Pakde. Minta bantuan. Pakde sih, orangnya sip banget. Diminta bantuan apa saja pasti bisa. Tak ada orang datang ke rumah Pakde kemudian minta bantuan lantas pulang dengan tangan hampa. Minimal dapat pencerahan jalan keluar masalah yang dihadapi.

Kali ini tetangga Pakde memiliki lemari hias. Milik istrinya yang saat ini lagi bekerja. Suaminya memang habis kena PHK, jadi siang-siang begini berada di rumah. Kalau Pakde sih memang pengangguran tulen. Anaknya sudah pada besar. Lagian Pakde pensiunan guru. Gajinya cukup kalau hanya untuk makan.

Suaminya tak sengaja menyapu kamar. Tersenggol meja rias. Kacanya pecah. Minta tolong Pakde untuk dibetulkan. Takut nanti istri datang marah-marah.

Bergegaslah mereka berdua ke rumah si tamu. Begitu masuk kamar, benar ada bongkahan kaca  di lantai. Pakde kemudian mengajak tuan rumah mengangkat lemari tersebut ke halaman. Pikir Pakde akan lebih terang jika dibetulkan di bawah terik matahari.

Usul punya usul, agar kaca kembali ke tempat semula harus digunakan lem. Nah, tuan rumah hanya punya lem aica aibon. Dalam hati Pakde, pasti bisa digunakan kalau hanya merekatkan kaca.

Dengan hati-hati kemudian kaca dipasang kembali ke tempat semula. Perekatnya lem aica aibon. Sayangnya lem tersebut tidak seperti lem Korea. Sekali oles langsung kering. Lem yang satu ini merekat sangat kuat, syaratnya membutuhkan waktu lama dan dijemur dibawah terik matahati.

Pakde memang pede. Kurang percaya pada orang lain. Akhirnya agar kaca tidak lepas dari tempatnya, mau tidak mau Pakde sendiri yang memegang kaca tersebut. Kaca tetap dipegang hingga kering agar posisinya tidak jatuh atau berubah.

Satu tangan memegang kaca, tangan lain memegang rokok. Sulit menyulut rokok, Pakde minta tolong pada tuan rumah. Disulutkan. Pakde haus, air minum diambilkan.

Satu menit, dua menit, setengah jam, berjalan Pakde sudah mulai kelelahan. Empat batang rokok sudah habis. Semakin siang, dan terik semakin panas.

Ketika dirasa sudah kering perlahan Pakde melepaskan tangannya dari kaca. Bagaimana hasilnya? Akankah kaca kembali seperti semula?

Allahu Akbar! Pakde berteriak. Tangannya tak bisa terlepas. Pakde baru sadar ketika mengoleskan lem aica aibon tadi hanya mencolek menggunakan tangan. Dan tangan itulah yang ia gunakan memegang kaca.

Tuan rumah kebingungan. Pakde kelimpungan. Jari tangan menempel pada kaca. Setengah keram sudah. Apa yang harus dilakukan? Keduanya bingung. Bagaimana melepaskan tangan Pakde yang sudah lengket dari kaca. Dipotong saja! Gila! Tangan dipotong, kaya singkong saja enak dipotong.

Toleh kanan toleh kiri, keduanya tak tahu apa yang harus dilakukan. Tangan Pakde melekat pada kaca. Tak bisa dilepas. Keringat dingin bercampur keringat panas jadi satu. Takut lengket tak mau lepas dan panasnya terik matahari.

Ayo pembaca, apa saran anda agar tangan Pakde bisa terlepas dari kaca tanpa merusak kaca tersebut?

Sambil tersenyum simpul atau ngakak silakan pikirkan bagaimana melepaskan lem aica aibon jika dua benda telah merekat. Jawaban anda akan menentukan nasib Pakde. Potong tangan atau remukkan kacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun