2. Dukungan Sosial : Peningkatan dukungan sosial melalui kelompok belajar, konseling akademik, atau hubungan yang lebih baik dengan dosen dan teman dapat membantu mahasiswa merasa lebih terkoneksi dan kurang terisolasi. Ketersediaan konseling psikologis di kampus juga dapat berfungsi sebagai saluran untuk mengatasi masalah emosional dan psikologis yang muncul.Â
3. Pengelolaan Waktu : Mahasiswa perlu diajarkan cara mengelola waktu yang efektif dan realistis untuk mengurangi perasaan terbebani. Teknik manajemen waktu yang baik dapat membantu mereka merencanakan kegiatan akademik dengan lebih efisien, mengurangi beban yang dirasakan.
4. Penyuluhan dan Pendidikan : Pendidikan mengenai burnout dan cara-cara pencegahannya perlu diberikan kepada mahasiswa melalui seminar atau program orientasi. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang gejala burnout dan cara-cara untuk menghindarinya.
Burnout pada mahasiswa Gen-Z di dalam dunia civitas akademika terutama disebabkan oleh beban tugas akademik yang berat dan ekspektasi diri yang tinggi. Dampaknya terlihat pada penurunan fokus, kinerja akademik, serta meningkatnya kecemasan dan keinginan untuk menyendiri. Mahasiswa mengatasi burnout dengan istirahat yang cukup, melakukan aktivitas menyenangkan, dan menjaga kualitas tidur.
Dukungan layanan kesehatan mental juga pasti diberikan oleh pihak kampus, khususnya kepada mahasiswa yang mengalami burnout tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H