Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Muara (30)

6 Mei 2022   12:30 Diperbarui: 6 Mei 2022   12:30 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Guruh dan Suami Menik berdiri. Berjalan mendekat ke tempat lelaki bersorban duduk. Kemudian keduanya duduk di sisi kiri sang Jenderal.

"Kita tidak mungkin memasuki kota," Guruh membuka paparannya.

Semua mata tertuju pada Guruh.

"Itu bukan kota seperti yang kita ketahui. Itu kota virtual. Hanya mereka yang memiliki identitas digital yang dapat memasukinya. Aku sudah tiba di sana. Tetapi aku sendiri tidak yakin. Karena kota dengan bangunan dan kehidupan hanya ada di downtown. Aku tidak menemukan kota di bagian tengah dan atas." Suara Guruh pelan.

"Jika yang bisa memasuki kota hanyalah pemilik identitas digital, bagaimana kamu mencapai bagian tengah dan atas kota?" seorang komandan pasukan seratus bertanya.

"Seseorang mengantarku dan prajurit penyertaku ke bagian tengah dan atas kota." Guruh menjawab.

"Kamu diantar? Kemudian dilepaskan begitu saja? Apakah kami bisa mempecayaimu?"

Guruh diam.

Keraguan yang sama sudah diungkapkan prajurit penyertanya tadi saat mereka dilepaskan Rahab di ujung batas kota. Mungkinkah Rahab dapat ia percayai? Apakah semua yang ia lihat dapat ia yakini sebagai benar?

"Jika covermu sudah terbuka. Jika kamu sudah terlacak. Maka kamu pasti ditahan mereka. Disiksa. Dipaksa menjadi bagian dari mereka. Bukankah aneh bahwa kamu dibiarkan memasuki kota mereka dan diijinkan kembali kepada pasukan?"

"Aku setuju denganmu, kawan. Adalah aneh jika penyusup dibiarkan kembali dengan selamat setelah samarannya diketahui. Sekarang aku mengijinkanmu, atau siapa saja di sini maju. Geledah aku. Juga semua orang yang berangkat bersamaku. Geledah juga semua peralatan bawaan kami. Siapa tahu kami memang sengaja dibebaskan agar pergerakan pasukan dapat dipantau. Sehingga orang kota dapat memusnahkan kita." Guruh menantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun